Kisah Kakak Beradik di Kota Yogya Jalani Profesi jadi Badut demi Bantu Perekonomian Keluarga

Kisah Kakak Beradik di Kota Yogya yang Berprofesi Sebagai Badut demi Bantu Perekonomian Keluarga

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM / Miftahul Huda
Seorang anak di persimpangan Jalan Kaliurang menari berkostum badut agar mendapat uang, Minggu (26/7/2020) 

"Tapi mau bagaimana lagi. Ini yang mudah dijangkau. Selain berjualan keripik. Pihak sekolah tahunya saya hanya jualan keripik," ujar Bunga.

Dari hidup di jalanan ini, minim Bunga mendapat uang Rp100 ribu dalam sehari. Uang itu harus dibagi dua dengan jatah uang sewa sebesar Rp50 ribu.

Jika kondisi jalan sedang ramai, Bunga dan Melati mampu mendapat penghasilan hingga Rp150 ribu.

"Sudah lama di sini. Dulu sebelum ada Corona sudah di sini. Ya lumayan rame. Seharinya itu minim Rp100 ribu. Dipotong buat uang sewa Rp50 ribu," ungkap gadis Asal Kecamatan Gondokusuman ini.

Jika melihat intensitas jam kerja yang dilakukan Bunga, ia termasuk kategori pekerja anak.

Dalam regulasi aturan ketenagakerjaan, pekerja anak diperbolehkan bekerja dengan syarat menyesuaikan kurikulum sekolah.

Fenomena ini tentunya bukan barang langka untuk saat ini. Meski ia sendiri mengaku menjadi boneka badut rela dilakono demi menabung untuk keperluan dirinya masuk ke jenjang sekolah yang lebih tinggi kelak.

"Tidak ada yang maksa, ingin nyari uang tambahan saja buat ditabung. Karena saya ingin jadi pengusaha," pungkasnya. (Tribunjogja/Miftahul Huda)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved