Yogyakarta

Sri Sultan HB X Wacanakan Bus Besar Tidak Masuk ke dalam Kota

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mewacanakan pemanfaatan tanah kas desa untuk parkir bus besar.

Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Josef Leon Pinsker
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X saat memberikan tanggapan kepada para jurnalis, Sabtu (15/12/2018) di Balai Desa Caturtunggal. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mewacanakan pemanfaatan tanah kas desa untuk parkir bus besar.

Sehingga, tidak ada bus yang masuk kota dan menambah kemacetan di sejumlah ruas jalan.

Sultan HB X mengatakan, pihaknya melihat kemacetan dan kesremawutan jalanan di sejumlah titik di Kota Yogya.

Sehingga, memerlukan solusi jangka panjang untuk mengatur arus lalu lintas tersebut. Tujuannya, untuk membuat wisatawan nyaman.

“Kalau saya, bus besar tidak boleh masuk kota. Namun, kalau kota masih keberatan yang masih susah,” ujar Sultan di Kompleks Kepatihan, Senin (17/12/2018).

Baca: Bus Besar Jadi Perhatian Untuk Pengalihan Arus Lalu Lintas Malioboro

Sultan mengatakan memasuki libur sekolah kemacetan terjadi di berbagai titik pusat kota Yogyakarta.

Sultan menilai kemacetan disebabkan begitu banyaknya bus besar pariwisata yang memenuhi jalanan Kota Yogyakarta.

Kemacetan dipastikan bertambah saat libur natal dan tahun baru.

Dia mengatakan, solusi jangka panjang yang bisa dilaksanakan oleh masing-masing pemerintah kabupaten/kota adalah dengan menyediakan parkiran luas untuk bus besar.

Diantaranya, untuk wilayah sisi timur bisa memanfaatkan tanah kas desa seluas 5 hektar.

“Di depan JEC itu khan ada tanah desa yang bisa dimanfaatkan seluas 5 hektare. Nantinya bisa dimanfaatkan untuk bus besar tersebut,” urainya.

Baca: Bus Besar Diimbau Gunakan Jalur Patuk

Nantinya penumpang atau wisatawan yang memanfaatkan lahan parkir itu kemudian menuju ke kota dengan kendaraan tertentu.

Kendaraan ukuran kecil ini bisa mengantarkan wisatawan menuju sejumlah titik wisata di jantung kota tanpa macet.

“Bisa pakai odong-odong tetapi bagus atau kendaraan kecil yang bisa masuk desa supaya tidak semrawut,” paparnya.

Adapun untuk kesiapan Natal dan tahun baru ini, pihaknya bersama dengan jajarannya sudah rutin untuk memastikan rute jalan dan juga kesiapan bahan bakar minyak (BBM). Termasuk, kesiapan infrastruktur penunjang.  

Sultan juga berharap libur panjang akhir semester anak sekolah yang dilanjut Natal dan tahun baru dapat diisi dengan berbagai kegiatan positif bersama keluarga.

Sultan HB X mengatakan momen liburan akhir tahun selayaknya dapat dimanfaatkan untuk membangun kebersamaan dan ketahanan keluarga. 

“Ini bisa menjadi liburan bersama keluarga dan dapat menjadi waktu bagi orang tua agar lebih dekat dengan anak-anaknya, serta membekali anak hal-hal positif agar tidak terjebak pada ancaman pergaulan di luar rumah yang sangat berbahaya,” jelasnya.

Baca: Cegah Kecelakaan Saat Arus Mudik, Bus Besar Dilarang Lewat Jalur Cinomati

Kepala Dinas Perhubungan DIY, Sigit Sapto Raharjo menjelaskan, untuk taman parkir ini akan semakin mengurangi problematika klasik perparkiran di DIY.

Hingga saat ini, Pemprov masih membangun Tempat Khusus Parkir (TKP) di Jalan Beskalan.

TKP yang dianggarkan sekitar Rp 10 miliar ini pembangunannya juga sudah mencapai 80 persen. 

TKP ini juga difungsikan untuk menampung kendaraan yang akan masuk ke Malioboro.

Untuk pengaturan parkir, ujarnya juga akan bekerjasama dengan pengelola parkir sebelumnya.

Konsep parkir di TKP Beskalan ini juga.

Di sisi lain, Dishub DIY juga masih akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Yogyakarta terkait parkir untuk becak kayuh dan andong.

Dua kendaraan non mesin ini, nantinya akan menjadi salah satu daya tarik wisata di sekitar Malioboro.

"Jika wacana ini disetujui maka kami tidak susah-susah membuat parkir Beskalan dan kantong parkir lainnya. Akan memudahkan juga dalam pengaturan arus lalu lintas," imbuhnya.

Baca: Shelter Bus Besar di Imogiri Diharapkan Tidak Bersifat Memaksa

Sebelumnya, Sigit juga sempat mewacanakan pemindahan wisata Gembira Loka ke taman hutan rakyat (Tahura) di perbatasan Patuk dan Playen, Gunungkidul.

Lahan bekas kebun binatang Gembira Loka bisa dijadikan lahan parkir yang luas.

Kawasan penyangga parkir pun bisa disiapkan pula di kawasan Banguntapan, Bantul.

Dari sisi bisnis, ujar Sigit, baik dipakai sebagai kebun binatang maupun parkir akan sama-sama mendatangkan keuntungan bagi pendapatan asli daerah Kota Yogya.

Bahkan, menurutnya, di atas areal parkir bisa dibuat pusat kuliner.

"Di sana bisa menampung banyak bus wisata dan lengkap dengan shuttle. Apalagi, di atasnya dibangun pusat kuliner," ujarnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved