Bantul
Shelter Bus Besar di Imogiri Diharapkan Tidak Bersifat Memaksa
Wacana penerapan sistem shelter untuk kendaraan jenis bus besar yang menuju kawasan wisata Mangunan masih terus dikaji.
Penulis: Susilo Wahid Nugroho | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Wacana penerapan sistem shelter untuk kendaraan jenis bus besar yang menuju kawasan wisata Mangunan masih terus dikaji.
Belum sampai ke tahap realisasi, masih ada beberapa pandangan yang sedikit bersimpangan dengan program ini.
Satu di antaranya Camat Dlingo, Jati Bayu Broto melihat larangan bus besar naik ke Mangunan perlu dikaji ulang.
"Wacana itu muncul ketika jalan ke Mangunan masih sempit, sekarang sudah ada pelebaran di sana, saya kira sudah layak dilewati bis besar," kata Jati beberapa waktu lalu.
Belum lagi aspek kesiapan kendaraan shuttle yang mengangkut wisatawan dari shelter ke Mangunan yang tentu akan membutuhkan persiapan ekstra mengingat armada yang dibutuhkan akan sangat banyak.
Entah kendaraan shuttle dengan jenis minibus maupun jenis jeep.
Jati memaklumi, penerapan sistem shelter ini dibuat demi faktor keamanan wisatawan dan pengembangan kawasan Imogiri.
Ia tidak serta menolak program ini, namun memilih mengajak semua pihak mencari jalan terbaik.
"Jika harus diterapkan, kalau bisa shelter tidak bersifat memaksa," kata Jati.
Atau ada opsi lain agar penataan jalur lalu lintas Imogiri sampai Mangunan tetap berjalan baik tanpa merugikan masyarakat kedua wilayah.
Mengingat, sebagian warga Dlingo sempat khawatir pemasukan mereka dari parkir bus besar menjadi berkurang jika sistem shelter ini diterapkan. (*)