Idul Adha 1439 H

Hikmah Puasa Sembilan Hari di Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijah

10 hari pertama bulan tersebut adalah saat-saat yang paling baik, untuk memperbanyak beribadah kepada Allah SWT.

Penulis: say | Editor: Muhammad Fatoni
Net
Ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM - Bulan Dzulhijah dalam penanggalan Islam tak lama lagi akan tiba.

10 hari pertama bulan tersebut adalah saat-saat yang paling baik, untuk memperbanyak beribadah kepada Allah SWT.

Anjuran untuk memperbanyak ibadah di 10 hari pertama Dzulhijah ini, salah satunya ada dalam hadits riwayat Ibnu ‘Abbas berikut :

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى الله من هذه الأيام العشر

Artinya, “Rasulullah SAW berkata: Tiada ada hari lain yang disukai Allah SWT untuk beribadah seperti sepuluh hari ini,” (HR At-Tirmidzi).

Hadits ini juga menjadi landasan untuk melaksanakan puasa sembilan hari di 10 hari pertama bulan Dzulhijah.

Baca: Lima Tradisi Unik Idul Adha di Berbagai Daerah di Indonesia

Baca: Sebelum Melaksanakan Shalat Idul Adha Dianjurkan untuk Tidak Makan, Ini Penjelasannya

Seperti dilansir NU Online, Ibnu Abbas pernah menerangkan bahwa pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah pernah terjadi peristiwa besar, yang berhubungan dengan kehidupan manusia selanjutnya.

Hari pertama Dzulhijjah adalah hari pertama dimaafkannya Nabi Adam oleh Allah SWT.

Oleh karena itu Rasulullah saw pernah bersabda:

"Barang siapa yang berpuasa di hari pertama bulan Dzulhijjah, maka Allah akan memaafkan dosa-dosanya sebagaimana yang terjadi kepada Nabi Adam."

Hari kedua Dzulhijjah adalah hari diselamatkannya Nabi Yunus as dari perut ikan.

Saat berada di perut ikan, Nabi Yunus terus bertasbih kepada Allah.

Oleh karena itu Rasulullah saw pernah bersabda:

"Barang siapa beribadah di hari kedua bulan Dzulhijjah baginya pahala yang menyerupai ibadah satu tahun tanpa ada maksiat."

Baca: Ini Penjelasan Terkait Perbedaan Takbir Idul Adha dan Idul Fitri

Baca: Idul Adha 1439 H - Inilah Dasar Hukum, Kriteria Hewan Qurban hingga Aturan Pembagian Daging

Hari ketiga Dzulhijjahh adalah hari dikabulkannya doa nabi Zakariya, sehingga dikaruniai seorang anak.

Orang yang berbuat baik di hari ini diyakini akan dikabulkan doanya.

Hari keempat Dzulhijah adalah hari kelahiran Nabi Isa, maka orang yang berpuasa di hari ini akan dihilangkan kesusahannya dan dikumpulkan bersama orang-orang mulia di hari kiamat.

Hari kelima Dzulhijah merupakan hari kelahiran Musa dan dimuliakan munajatnya, sehingga orang yang berpuasa hari ini diyakini akan terlepas dari sifat munafik dan siksa kubur.

Hari keenam Dzulhijjah adalah hari kemenangan para Nabi dalam menyebarkan ajaran tauhid.

Hari ketujuh Dzulhijjah adalah hari ditutupnya pintu neraka Jahanam.

Oleh karena itu Rasulullah saw pernah bersabda

"Barang siapa berpuasa di hari ke tujuh bulan Dzulhijjah akan ditutup tiga puluh kesulitan dalam hidupnya dan dibuka tiga puluh pitu kemudahan baginya."

Baca: Tuntunan Tata Cara Shalat Idul Adha dan Hukumnya

Baca: Inilah Niat dan Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah sebelum Idul Adha

Berpuasa pada hari kedelapan yang merupakan hari tarwiyah akan mendatangkan pahala yang sangat besar.

Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda :

"Barang siapa yang tidak melakukan ibadah haji, maka ia di sunahkan baginya untuk berpuasa pada hari tarwiyah yaitu hari ke-8 bulan Dzulhijjah dimana ia akan memperoleh kebaikan dari Allah berupa pengampunan dosa 1 tahun yang telah lalu" (HR. Bukhori)

Sedangkan hari kesembilan disebut hari tasu’a.

Orang-orang yang berpuasa di hari itu diyakini akan diampuni dosanya setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.

Baca: Inilah Niat dan Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah sebelum Idul Adha

Baca: Begini Niat dan Tata Cara Lengkap Melaksanakan Shalat Idul Adha

Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

“Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).

Sedangkan tanggal 10 Zulhijah merupakan perayaan Idul Adha, sehingga umat Islam dilarang berpuasa. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved