Lipsus Pelabuhan Tanjung Adikarto
Tanjung Adikarto, Proyek Pelabuhan Rp 400 M Masih Terbengkalai
Agar fasilitas yang ada bisa termanfaatkan dan tidak terbengkalai maka masyarakat bisa memanfaatkan.
Penulis: dnh | Editor: Ikrob Didik Irawan
“Saat pasang, gelombang pasti akan membawa pasir. (Sedimentasi) Jadi sulit untuk keluar masuk (kapal). Kalau pas surut (bagian yang tersedimentasi) kayak lapangan bola,” ujar Betung, seorang nelayan setempat yang ditemui Tribun Jogja.
Saat ditemui, anggota kelompok nelayan Ngudi Rejeki itu tengah menjala ikan di kolam pelabuhan.
Sementara itu, kapal tradisional miliknya ditambatkan di sisi selatan kolam, bersama beberapa kapal lain.
Menurutnya perlu nyali besar saat akan “menerobos” pintu masuk karena gelombang besar dan sedimentasi, ia tidak yakin perahu besar bisa melakukan.
Pemerintah masih mengusahakan agar masalah utama yang saat ini yakni gelombang besar dan sedimentasi bisa teratasi. Untuk diketahui pembanguan Tanjung Adikarto adalah pembangunan yang melibatkan beberapa pihak, Pemkab, Pemda dan Kementerian.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DIY, Sigit Sapto Raharjo mengatakan ada kajian studi sekaligus redesign dari pelabuhan Tanjung Adikarto, agar pembangunan yang sudah menelan dana sekitar Rp 400 miliar itu bisa termanfaatkan sesuai dengan tujuan awal.
Sigit mengatakan saat ini studi itu tengah berjalan dan ditangai oleh rekanan yang ada di Yogyakarta. Biaya untuk itu sebut Sigit senilai Rp 1,8 miliar.
Salah satu yang akan ditunggu hasilnya adalah cara mengatasi sedimentasi yang ada, atau yang disebut Sigit sebagai manajemen sedimentasi. (tribunjogja.com)