TOPIK
Puisi Mustafa Ismail
-
Puisi Alue Naga Mustafa Ismail: Di jembatan Lamnyong kulihat matahari sudah condong ke barat
-
Puisi Harapan Kecil Mustafa Ismail: Aku harap: waktu belum sampai menjemputmu pulang
-
Puisi Dongeng Sebuah Musim Mustafa Ismail: Aku membayangkan kau duduk di situ, sambil memilin cinta
-
Puisi Banda Aceh : Obrolan Mustafa Ismail: Suatu ketika, entah kapan, kita mulai lagi sebuah obrolan
-
Puisi Suu Kyi Mustafa Ismail: kau tentu masih ingat senapan yang moncongnya bersitatap dengan matamu
-
Puisi Kasidah Perjalanan Mustafa Ismail: Kau pahamikah perjalanan Di bawah mendung, panas dan guyur
-
Puisi Biografi Perjalanan Mustafa Ismail: Aku berbicara denganmu lewat telepon yang diputuskan
-
Puisi Facebook Mustafa Ismail: Seseorang diam diam menghilang masuk ke dalam mimpi dan tak pernah
-
Puisi Memolita Pantai Mustafa Ismail: Mungkin sore itulah terakhir kita menelusuri pantai itu
-
Puisi Menerima Surat 2 Mustafa Ismail: Kita menjala langit dengan keyakinan dengan tanda tanya
-
Puisi Menerima Surat 1 Mustafa Ismail: Ini adalah langit, membentang dalam gigil siapa tidak gemetar
-
Puisi Mimpi Hujan Mustafa Ismail: Hujan telah reda tapi wajahmu masih basah matamu masih merah
-
Puisi Terompet Mustafa Ismail: Aku telah membuang bunyi-bunyian itu jauh sebelum kau menulis daftar
-
Puisi Perjalanan Pulang Mustafa Ismail: Perjalanan pulang selalu menyimpan kegembiraan lebih
-
Puisi Lagu Sedih dari Seberang Mustafa Ismail: Biarkan aku pergi andai sakit tak mungkin diakhiri
-
Puisi Bayangan Sore Mustafa Ismail: Aku melihatmu begitu menakutkan cahaya merah yang menyepuh
-
Puisi Kosong Mustafa Ismail: Kadang kita harus selalu ingat, jalan tidak seperti diperkirakan
-
Puisi Kilas Balik Sebuah Kurun Mustafa Ismail: Aku membaca sajakmu lalu mungkin jatuh cinta lalu
-
Puisi Mie Caluek Mustafa Ismail: Kita seperti meniti jembatan waktu: dimulai dari sebuah sketsa tua
-
Puisi Catatan Cikini 2 Mustafa Ismail: Marilah kita simpan bau mulut yang tak sedap dan suara suara
-
Puisi Catatan Cikini 1 Mustafa Ismail: Jalan ini miliki kita sayang, marilah kita tanam bunga-bunga
-
Puisi Memo Sigli 2 Mustafa Ismail: Apakah perlu kutuliskan semuanya keterharuan membaca bibir langit
-
Puisi Memo Sigli 1 Mustafa Ismail: Dalam diammu aku terharu menterjemahkan sejumlah malam
-
Puisi Bayang Kebahagiaan Mustafa Ismail: Kidung manis mengusik sepi pekat berkobaran api di desa
-
Puisi Orkes Pagi Hari Mustafa Ismail: Menulis perjalanan itu bagai kembali dari sebuah pengasingan
-
Puisi Koran Pagi Mustafa Ismail: Hari ini, kita membuka lagi koran pagi ada matahari yang pecah
-
Puisi Ledakan Kota Kota Mustafa Ismail: Kota tiba-tiba meledak dalam arlojimu mengirim kebingungan
-
Puisi Koran Pagi Tanpa Kopi Mustafa Ismail: Lagi lagi aku menemukan wajahmu yang pucat dan lucu
-
Puisi Sketsa Kemarau 3 Mustafa Ismail: Bila kau memasukiku pahamilah bukit bukit yang meninggi
-
Puisi Ruang Vakum Mustafa Ismail: Kita tulis lagi kata-kata itu, pahit dan bercela di malam