Puisi Mustafa Ismail
Puisi Ruang Vakum Mustafa Ismail: Kita tulis lagi kata-kata itu, pahit dan bercela di malam
Puisi Ruang Vakum Mustafa Ismail: Kita tulis lagi kata-kata itu, pahit dan bercela di malam
Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Yudha Kristiawan
Dok Pemkot Yogyakarta
Para peserta Festival Sastra Yogya 2023 menjukkan kebolehan dalam membacakan puisi, di kawasan Kotabaru, Kota Yogyakarta.
Puisi Ruang Vakum Mustafa Ismail
(kepada penyair Aceh)
Kita tulis lagi kata-kata itu, pahit dan bercela, di malam
yang sakit: seorang lelaki yang tertembak atau perempuan
kehilangan mahkota, menangis di kegelapan
Kita tanam kamboja di setiap langkah dan memetiknya
setiap melihat darah: puisi menjadi teriakan kosong ketika
orang-orang tak lagi mengenal kata-kata
Kita bergerak dari ruang vakum satu ke ruang vakum lain,
kata seseorang dalam e-mailnya: memetik buah tak pernah
matang, menanam pohon tak pernah rindang
Kata-kata menjadi poster, pamflet, juga tangisan
ia tidak pernah lagi menjadi puisi: angin sepoi basah
mempermainkan anak-anak rambut kita di pinggir kolam
Berita Terkait
Baca Juga
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.