Puisi Mustafa Ismail

Puisi Memo Sigli 2 Mustafa Ismail: Apakah perlu kutuliskan semuanya keterharuan membaca bibir langit

Puisi Memo Sigli 2 Mustafa Ismail: Apakah perlu kutuliskan semuanya keterharuan membaca bibir langit

Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Yudha Kristiawan
Dok Pemkot Yogyakarta
Para peserta Festival Sastra Yogya 2023 menjukkan kebolehan dalam membacakan puisi, di kawasan Kotabaru, Kota Yogyakarta. 

Puisi Memo Sigli 2 Mustafa Ismail


Apakah perlu kutuliskan semuanya

keterharuan membaca bibir langit mengucap sejumlah luka

air mataku tampaknya tidak pernah cukup untuk

menina-bobokanmu dalam jaman ini

apalagi mengajakmu lari dari kenyataan yang sakit

hari-hari tetap saja kegelapan

hari-hari tetap juga kebahagiaan orang lain

Kita belajar menulis dan membaca

adalah untuk memahami makna dari segala keperihan

tanpa sempat menukilkan kisah senyum sebuah musim pun

dalam agenda yang tiap hari kita bawa

kecuali jam kerja dan kesibukan yang kita tulis

dengan pesona air mata

dengan sekian kesabaran yang kita eja

Ketika kau bercerita bahwa langit adalah kekeringan

aku telah duluan paham akan panasnya perjalanan

tiap jam harus kita tempuh

sementara hujan tak lain sebuah impian yang kerap

berakhir dengan kekosongan

maka doa-doa menjadi penghibur abadi episode ini

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved