Minta Uang untuk Alat Operasi, Dokter di RSAM Lampung Dicabut Hak Layani Pasien BPJS

RSAM Lampung dan Komite Medik  mencabut hak salah satu dokternya untuk menangani pasien BPJS Kesehatan

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
iphoba
Ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM, LAMPUNG - Rumah Sakit Abdul Moeloek (RSAM) Lampung dan Komite Medik  mencabut hak salah satu dokternya untuk menangani pasien BPJS Kesehatan.

Keputusan itu diambil setelah kasus keluarga pasien BPJS dimintai uang Rp 8 juta oleh oknum dokter untuk keperluan alat operasi yang tidak ditanggung oleh BPJS.

Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Abdul Moeloek adalah sebuah rumah sakit type A yang terletak di Bandar Lampung, Indonesia.

Rumah sakit ini di bawah pengelolaan Pemerintah Provinsi Lampung.

Kasus ini bermula saat pasangan suami-istri, Sandi Saputra (27) dan Usofie (23), yang merupakan warga Kabupaten Lampung Selatan membawa putrinya yang baru berusia 2 bulan ke RSAM karena sakit.

Bayi berusia 2 bulan itu dibawa ke rumah sakit sekitar Juli 2025 lalu.

Setelah melalui serangkaian pemeriksaan, dokter akhirnya mendiagnosis bayi tersebut menderita Penyakit Hirschsprung.

Baca juga: Hilang Kendali Saat Mendarat di Bandara Aminggaru, Pesawat Amole Air Tabrak Pos Portal Kopasgat

Penyakit Hirschsprung adalah suatu kondisi bawaan lahir di mana sebagian usus besar tidak memiliki saraf yang berfungsi untuk mengontrol pergerakan usus. 

Akibatnya, tinja terperangkap di dalam usus.

"Setelah diagnosis keluar, kami konsultasi sama dokter Billy Rosan, dia dokter yang menangani putri kami," ungkap Sandi saat dihubungi pada Senin (25/8/2025) dikutip dari Kompas.com.

Menurut Sandi, dokter Billy memberikan dua opsi untuk proses operasi dan meminta uang sebesar Rp 8 juta dengan alasan untuk membeli alat medis yang tidak ditanggung BPJS. 

Sandi dan istrinya pun menyetujuinya dan langsung mentransfer sejumlah uang ke rekening pribadi dokter Billy.

"Kami transfer ke rekening atas nama pribadi dokter Billy, tapi nggak dijelasin alat apa, hanya dikirim fotonya saja," tambah Sandi.

Setelah mentransfer uang dan operasi dilakukan, kondisi sang bayi justru memburuk dan akhirnya meninggal dunia.

Sandi melanjutkan, pasca operasi, dokter Billy sulit dihubungi dan tidak memberikan tanggapan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved