Siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas 19 Bantul Mendapat Jaminan BPJS Kesehatan

Kepala SRMA 19 Bantul, Agus Ristanto, berujar, pendaftaran jaminan kesehatan itu diberikan untuk mempermudah para siswa

TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana
BELAJAR: Sejumlah para siswa SRMA 19 Bantul sedang mengikuti proses belajar mengajar di kelas, Selasa (29/7/2025) 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Ratusan siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 19 Bantul, di Sonosewu, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, mulai didaftarkan untuk mendapatkan jaminan BPJS Kesehatan yang dapat diakses dari Kabupaten Bantul.

Kepala SRMA 19 Bantul, Agus Ristanto, berujar, pendaftaran jaminan kesehatan itu diberikan untuk mempermudah para siswa mendapatkan fasilitas layanan kesehatan.

Sebenarnya, sudah banyak siswanya yang memiliki BPJS Kesehatan, akan tetapi BPJS itu baru bisa dipergunakan di daerah asal atau domisili.

"Ketika mereka butuh penanganan kesehatan di Puskesmas atau layanan kesehatan di sini, jadi tidak bisa. Maka, BPJS Kesehatan mereka sekarang sedang kami urus untuk mempermudah para siswa nebdapatkan jaminan kesehatan," ucapnya kepada Tribunjogja.com, Selasa (29/7/2025).

Di sisi lain, Agus turut menyampaikan bahwa para siswa SRMA 19 Bantul sudah mengikuti masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) selama dua minggu yang berlangsung 14 Juli - 27 Juli 2025. Saat ini atau tepat pada minggu ketiga, para siswa mulai mendapatkan masa kurikulum persiapan. 

"Jadi, untuk kegiatan belajar mengajar per kelas saat ini sudah ada guru. Dan minggu ini atau selama lima hari ke depan dilakukan pembelajaran diagnostik awal peserta didik yang berkaitan dengan olah minat bakat, literasi, dan bahasa inggris mereka," katanya.

Lanjutnya, para siswa disebut-sebut sudah betah mengikuti kegiatan di SRMA 19 Bantul, tidak kabur seperti di SR lain yang dikabarkan para siswanya melarikan diri alias kabur.

Bahkan sebanyak 200 peserta didikanya sudah mendapatkan pelatihan kemandirian untuk membersihkan diri, mencuci pakaian, dan tata kelola makan bersama-sama. 

"Karena di sini tidak ada laundry jadi masing-masing siswa kami cuci baju sendiri. Jadi mereka sudah bergerak secara mandiri," tutur Agus.

Saat disinggung terkait ketersediaan tenaga pengajar, Agus mengatakan bahwa saat ini masih berjumlah 19 orang dari total kebutuhan 20 orang. Artinya, sampai saat ini belum ada guru antropologi yang disediakan oleh SRMA 19 Bantul

Lalu, pihaknya juga telah mendapat tambahan tenaga pengajar dari Kementerian Agama sejumlah tiga guru. Artinya, secara total ada 22 guru di SRMA 19 Bantul. Tapi, karena rombongan belajar di sekolah itu besar, maka jumlah guru yang ada masih dapat dikatakan kurang.

"Kemudian, untuk SK ketugasan saya sebagai kepala sekolah dan SK ketugasan para guru di SRMA 19 Kabupaten Bantul sampai saat ini belum turun. Dimungkinkan, SK tersebut turun pada pergantian bukan ke depan," tuturnya.(nei)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved