Tingkatkan Kreativitas, Ratusan Karya Seni Anak Usia 6-12 Tahun Dipamerkan di Bantul
Pemeran itu pun hadir untuk meningkatkan motivasi anak dalam mengasah kreativitas otak hingga mengajarkan anak-anak pada aspek motorik dan spasial.
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Sebanyak 150 karya seni patung menggunakan clay, foam, dan karton, buatan anak usia 6-12 tahun dipamerkan dalam gelaran Art Fun Pendhapa Art Space (PAS) Showcase di PAS, Ring Road Selatan, Kalurahan Panggungharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul pada Senin (27/10/2025).
Kurator Art Fun PAS Showcase, Hardiwan Prayogo, menjelaskan, pemeran itu digelar hingga 31 Oktober 2025 dan dibuka secara gratis untuk umum. Pemeran itu pun hadir untuk meningkatkan motivasi anak dalam mengasah kreativitas otak hingga mengajarkan anak-anak pada aspek motorik dan spasial.
"Motorik dalam seni patung menuntut sentuhan dan interaksi fisik dengan materialnya. Sedangkan, spasial karena sebagai seni tiga dimensi, seni patung mengharuskan kita memahami lebih dalam soal ruang yang nyata, bukan sekadar dua dimensi," ucapnya, kepada awak media, di Pendhapa Art Space.
Dikatakannya, ini merupakan pameran perdana untuk mendorong pendidikan seni yang inklusif dan transformatif, termasuk untuk anak-anak. Maka dari itu, ratusan karya yang ada dibuat langsung oleh anak-anak dari hasil workshop yang berjalan selama 10 kali selama empat bulan terakhir.
"Pembuatan karyanya itu berjalan sekitar dua jam. Jadi, waktu pembuatan cukup singkat, tetapi hasilnya ada dan terlihat jelas," tutur Hardiwan.
Mereka yang membuat karya seni itu berasal dari sekolah cukup beragam mulai dari sekolah negeri, Islam, inklusi, sanggar, hingga teman-teman disabilitas. Di mana, benang merah kegiatan itu adalah untuk mempertemukan seni patung dengan anak-anak.
Lanjutnya, seni patung dipilih sebagai metode belajar dengan menilik dari metode Early Childhood Care and Development (ECCD) Holistik, sebuah metode yang diyakini menjadi jalan untuk membentuk fondasi manusia berkualitas, usia anak 6-12 tahun yang dilanjutkan dengan usia remaja 12-18 tahun, melalui proses Pendidikan yang dinamakan centre based.
Centre based memiliki elemen yang lebih kompleks, karena anak mulai mengenal institusi di luar rumah mulai dari sekolah, organisasi masyarakat, pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh adat, dan sebagainya. Berbagai rincian metode ECCD Holistik ini akan bertemu dengan kompleksitas masyarakat yang tentu sangat beragam.
"Kami ingin mengajak anak-anak melihat seni patung sebagai bagian dari keseharian dan ruang bermainnya. Mainan anak-anak dalam bentuk figure yang beragam, seperti sudah menjadi barang wajib dalam proses tumbuh kembang anak. Lewat permainan ini, anak-anak bisa mengimajinasikan masa depan, ruang hidup dan interaksi yang ideal dalam bayangan mereka," paparnya.
Usai pameran, ratusan karya patung itu akan kembali ke masing-masing anak. Melalui pameran itu, pihaknya pun berharap ke depan, anak memiliki keberagaman ekspresi. Apalagi, dari ratusan karya seni anak yang ada memiliki bentuk yang berbeda-beda.
"Melalui Art Fun PAS for Children, kami ingin memperluas ruang pendidikan seni yang tidak hanya berfokus pada hasil karya, tetapi lebih pada proses reflektif dan partisipatif yang dapat membentuk karakter dan daya imajinasi anak-anak di masa depan," pinta dia.(nei)
| Kepala Sekolah dan Orang Tua Siswa di Bantul Tanggapi Wacana Pelajaran Bahasa Portugis |
|
|---|
| Wakil Bupati Bantul Imbau Pedagang Makanan Minuman Cantumkan Label Halal dan Nonhalal |
|
|---|
| Kata Ketua RT soal Bakso Babi di Bantul, Pemilik Pilih Tidak Komentar |
|
|---|
| Viral Warung Bakso Babi di Bantul, Ternyata Sudah Puluhan Tahun Tidak Dipasang Informasi NonHalal |
|
|---|
| Viral Ranting Pohon di Acara Festival Lampion Terbang Jogja Terbakar, Dinas Pariwisata Buka Suara |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.