Impor Kedelai Masih Besar, Titiek Soeharto Minta Kementan Genjot Produksi Nasional
Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Heriyadi atau Titiek Soeharto meminta pemerintah untuk meningkatkann produksi kedelai nasional.
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Ringkasan Berita:
- Produksi kedelai nasional masih rendah (300-400 ribu ton) dibanding kebutuhan 2,9 juta ton, sehingga Indonesia harus impor sekitar 2,6 juta ton dari Brazil, AS, Argentina, dan negara lain.
- DPR dan Menteri Pertanian mendorong peningkatan produksi kedelai melalui program Pajale, pemanfaatan lahan sitaan sawit, dan kerja sama dengan TNI AL.
- Target pemerintah: swasembada kedelai dengan varietas unggul dan dukungan benih, alat pertanian, serta pengembangan lahan hingga jutaan hektare.
TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Heriyadi atau Titiek Soeharto meminta pemerintah untuk meningkatkann produksi kedelai nasional.
Sebab, saat ini kebutuhan kedelai nasional masih ditopang oleh impor.
Dari total kebutuhan nasional sebesar 2,9 juta ton per tahun, produksi kedelai nasional hanya sebesar 300-400 ribu ton saja.
Sementara sisanya dipenuhi dari kedelai impor.
Untuk itu Titiek meminta pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pertanian untuk menggenjot produksi kedelai nasional sehingga bisa mengurangi impor.
Selama ini, pemerintah Indonesia mendatangkan kedelai impor dari sejumlah negara mulai dari Brasil, AS. Argentina dan sejumlah negara lainnya di Amerika Latin.
Impor kedelai itu untuk memenuhi kebutuhan nasional, terutama industri tahu, tempe dan lainnya.
Hal itu disampaikan oleh Titiek dalam rapat kerja antara Komisi IV DPR RI dan Kementerian Pertanian di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/11/2025).
"Impor kita 2,6 juta ton. Banyak sekali. Kalau dirupiahin berapa tuh? Banyak sekali, triliunan," kata Titiek dikutip dari Tribunnew.com.
Dalam kesempatan itu, Titiek meminta pemerintah memberikan perhatian serius untuk meningkatkan produksi kedelai secara nasional.
Kementrian Pertanian di bawah kendali Amran menurut Titiek sudah berhasil mendorong swasembada beras dan jagung pakan.
Politisi Partai Gerindra itupun meminta pemerintah untuk meningkatkan produksi kedelai nasional karena jumlah impor masih sangat besar.
Titiek juga menyarankan agar Amran menghidupkan kembali program menggenjot produksi Pajale (Padi, Jagung, Kedelai) yang pernah dijalankan saat ia pertama kali menjabat sebagai Menteri Pertanian.
"Dulu bapak punya program Pajale, coba dihidupkan lagi bagaimana itu supaya ke depan jangan impor 2,6 juta ton. Malu, pak, kita makan tempe masa setiap tahun impor segitu," ujar Titiek.
Baca juga: Gerakan Sosial ‘Cerita Citaku’ Dorong Akses Pendidikan Anak Marjinal di Jogja
| Beras Impor Asal Thailand Masuk ke Indonesia Lewat Sabang, Padahal Pemerintah Tidak Beri Izin |
|
|---|
| Presiden Prabowo Minta Kementan Pastikan Ketersediaan Pupuk bagi Petani |
|
|---|
| Tinjau Program MBG di Kota Yogyakarta, Titiek Soeharto Tegaskan SPPG Bermasalah Harus Disanksi |
|
|---|
| DWS Respons Cepat Usulan Gubernur DIY, Fasilitasi Koordinasi dengan Kementerian PU |
|
|---|
| Titiek Soeharto Kunjungi Kulon Progo, Janji Kawal Program Ketahanan Pangan dari Sektor Pertanian |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/Impor-Kedelai-Masih-Besar-Titiek-Soeharto-Minta-Kementan-Genjot-Produksi-Nasional.jpg)