Gerakan Sosial ‘Cerita Citaku’ Dorong Akses Pendidikan Anak Marjinal di Jogja

Gerakan ‘Cerita Citaku’ hadir sebagai respons terhadap masih tingginya angka anak yang belum terjangkau pendidikan formal di Yogyakarta.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA/Istimewa
AKSES - Gerakan sosial ‘Cerita Citaku’ mendorong akses pendidikan anak marjinal di Jogja 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dalam momentum peringatan Hari Anak Sedunia, Empower Indonesia meluncurkan gerakan sosial bertajuk ‘Cerita Citaku’ sebagai upaya mendorong akses pendidikan yang lebih inklusif bagi anak-anak marjinal di Yogyakarta. 

Peluncuran ini menjadi refleksi penting bahwa hak atas pendidikan yang layak masih menjadi tantangan bagi banyak anak Indonesia.

Gerakan ‘Cerita Citaku’ hadir sebagai respons terhadap masih tingginya angka anak yang belum terjangkau pendidikan formal di Yogyakarta.

Berdasarkan data BPS 2024, terdapat 70,22 ribu anak yang belum mengenyam pendidikan formal dan 40,26 ribu anak yang tidak menyelesaikan pendidikan dasar.

Kondisi ekonomi serta ketiadaan dokumen identitas menjadi faktor utama yang menghambat pendaftaran mereka ke sekolah formal.

Kegiatan perdana Cerita Citaku melibatkan 40 siswa berusia 6–12 tahun dari Sekolah Cinde dan Sekolah Gajahwong. 

Mengusung tema ‘Berani Bercita, Berani Bercerita’, kegiatan ini diselenggarakan, Sabtu (22/11/2025) bertempat di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Kegiatan ini dirancang sebagai ruang belajar inklusif yang memperkenalkan berbagai profesi seperti arsitek, astronot, guru, dan profesi lain yang relevan. 

Baca juga: Fakultas Peternakan UGM Bahas Optimalisasi Anggaran Rp20 Triliun, Dukung Modernisasi Sektor Unggas

Melalui kegiatan ini, anak-anak diajak memahami keterampilan yang diperlukan serta mata pelajaran yang perlu dikuasai untuk mencapai profesi tersebut.

Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk menjembatani mereka menuju pendidikan formal sekaligus memperkuat karakter, kreativitas, dan kepercayaan diri.

Faliya, selaku inisiator Cerita Citaku, menyampaikan harapannya.

“Aku hanya punya satu harapan untuk Cerita Citaku: semoga komunitas ini terus berkembang dalam memperjuangkan kesetaraan pendidikan, dan sedikit demi sedikit mampu menghadirkan dampak yang nyata bagi setiap anak dan setiap sekolah,” jelasnya.

Khansa Khalisha, Co-founder Empower Indonesia, menyampaikan, melalui kegiatan ini, pihaknya ingin membuka ruang bagi siapa pun untuk ikut mendorong terciptanya pendidikan yang lebih inklusif. 

“Kami mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk terlibat, berkolaborasi, dan bersama-sama memperluas gerakan pemberdayaan ini agar setiap anak di Indonesia mendapatkan kesempatan belajar yang setara,” tukasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved