Viral Wisatawan Ngeluh Pantai Baru Bantul Digelar Tikar, Ini Respon Dinas Pariwisata

Ketua Pengelola Wisata Pantai Baru, Sukamto, mengatakan, tidak semua warung menggelar tikar di lokasi tersebut.

Istimewa/Tangkapan Layar/ @Jogjaviral
Kondisi di Pantai Baru, Bantul, beberapa waktu lalu. 

Ringkasan Berita:
  • Seorang wisatawan mengeluhkan banyaknya tikar yang digelr di kawasan Pantai Baru, Bantul
  • Dinas Pariwisata Bantul memberikan respon dan sebatas memberikan imbauan, namun tak bisa melarang
 

 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Baru-baru ini, seorang wisatawan mengeluhkan terkait kondisi tempat wisata di Pantai Baru, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta yang dipenuhi tikar oleh pemilik warung di bibir-bibir pantai. 

Keluh kesah itu didokumentasikan dalam video, diupload di sosial media dan diunggah di beberapa akun, termasuk di akun Instagram @Jogjaviral.

Video dengan durasi 23 detik itupun langsung viral di media sosial dan menimbulkan ragam komentar dari warganet.

Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Yuli Hernadi, mengimbau kepada seluruh pihak terkait penggunanaan kawasan publik agar tidak menganggu kenyamanan bersama.

"Pantai itu kan kawasan publik, jadi tidak digelari tikar," katanya, kepada Tribunjogja.com, Selasa (25/11/2025).

Di samping itu, kawasan pantai tersebut disebut-sebut juga memiliki lahan yang sempit.

Maka dari itu, ia berharap penggelaran tikar dilakukan tidak berlebihan.

"Kalau pantai boleh digelar tikar, tapi nggak terus-terusan, kalau ada yang menyewa tikar saja, bukan semua tikar digelar itu harusnya," tutur dia.

Baca juga: Momen Siswa SD Kedungmiri Bantul Sekolah Lewat Jalan Setapak Akibat Longsor di Imogiri

Pihaknya pun mengaku tidak bisa memberikan larangan terkait penggelaran tikar semakin marak tersebut.

Sebab, selama ini tidak ada dasar hukum terkait hal itu.

"Larangannya juga kita tidak ada dasar hukumnya," ucap Yuli.

Sementara itu, Ketua Pengelola Wisata Pantai Baru, Sukamto, mengatakan, tidak semua warung menggelar tikar di lokasi tersebut.

"Dari 100 warung, hanya sekitar 30-an warung di sisi timur yang mepet pantai (menggelar tikar), kalau di sisi barat enggak (menggelar tikar)," katanya.

Ditambahkan, warung-warung tersebut tidak setiap hari menggelar tikar di bibir pantai.

Tikar tersebut digelar hanya saat akhir pekan atau saat ramai kunjungan.

"Jadi, enggak semua yang menggelar tikar di lokasi itu," tutup dia.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved