Momen Siswa SD Kedungmiri Bantul Sekolah Lewat Jalan Setapak Akibat Longsor di Imogiri

Selanjutnya, para orang tua siswa membantu anaknya untuk melintasi jalan setapak dekat jalan putus dan tanah longsor.

TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana/Neti Istimewa Rukmana
Sejumlah siswa di SD Negeri Kedungmiri sedang pulang sekolah dan berjalan kaki melintasi jalan setapak dekat wisata Srikeminut di Kalurahan Sriharjo, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, Senin (24/11/2025). 

Ringkasan Berita:
  • Sejumlah siswa SD Negeri Kedungmiri tak jauh dari wisata Srikeminut di Kalurahan Sriharjo, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, harus menyusuri jalan setapak untuk bisa sampai ke sekolah.
  • Hal itu karena jalur utama menuju sekolah terputus setelah terjadi longsor pada Jumat lalu.
 

 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Momen berangkat dan pulang sekolah siswa di SD Negeri Kedungmiri dekat wisata Srikeminut di Kalurahan Sriharjo, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, tampak berbeda dari biasanya.

Sejumlah siswa sekolah tersebut diantar dan dijemput oleh guru dan orang tua. Proses antar dan jemput sekolah pun tidak seperti pada biasnya. Sebab, akses jalan utama mereka terputus dikarenakan longsor pada Jumat (21/11/2025) sore. 

Kepala SD Negeri Kedungmiri, Sudarsih, berujar, siswa SD Negeri Kedungmiri saat berangkat sekolah diantar oleh orang tuanya menggunakan kendaraan. Setelah itu, kendaraan tersebut diparkirkan di dekat garis police line jalan putus.

"Selanjutnya, para orang tua siswa membantu anaknya untuk melintasi jalan setapak dekat jalan putus dan tanah longsor. Setelah berhasil melintasi jalan tersebut, siswa akan berangkat menuju sekolah dengan jalan kaki," katanya, kepada awak media di dekat lokasi jalan putus dan tanah longsor, Senin (24/11/2025).

Namun, saat pulang sekolah, siswa tersebut diantar oleh guru sampai batas dekat jalan putus. Kemudian, siswa tersebut jalan kaki melintasi jalan setapak dan dijemput oleh orang tua di seberang jalan.

Hal itu pun diterapkan Nuryani (30), kepada putranya yakni Saktia (6), kelas I SD Negeri Kedungmiri. Meski pun jalan utama tersebut putus, namun ia memilih untuk melintasi jala setapak di sebelah jalan utama tersebut.

"Ada jalan lain, tapi agak jauh. Sedangkan sekolahnya cuma dekat situ, di SD N Kedungmiri," ucapnya.

Adapun jarak rumah Nuryani ke lokasi tanah longsor sekitar 150 meter. Kemudian, jarak tanah longsor ke SD Negeri Kedungmiri sekitar 300 meter. Kondisi itu membuatnya memilih untuk jalan kaki melintasi jalan setapak dan mengantar anaknya sekolah.

"Kalau belanja sayur ya enggak tertanggulah, karena di kampung saya ada yang jualan sayur. Jadi enggak perlu lewat jalan putus ini," ujarnya.

Berharap jalan yang terputus diperbaiki

Lebih lanjut, ia berharap kepada pemerintah agar jalur tersebut dapat segera dibenahi. Sebab, jalur putus itu menjadi jalan utama mobilitas masyarakat setempat.

Sementara itu, Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Bantul, Edy Sutrisno, berujar, ada beberapa anak yang digendong melewati sawah oleh wali murid untuk menimba ilmu di SD Negeri Kedungmiri.

"Semoga ada alternatif untuk mempermudah siswa berangkat dan pulang sekolah. Karena, ada 23 siswa yang terdampak dan untuk hari ini ada sembilan anak yang melakukan belajar secara tatap muka serta 14 anak yang belajar secara daring," ujarnya.

Lebih lanjut, dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang bersifat wajib tidak bisa berjalan optimal, maka kegiatan ekstrakurikuler siswa tersebut juga tidak bisa berjalan maksimal.

"Tapi, kami minta kepada pihak sekolah untuk tetap mengutamakan keselamatan para siswa, juga pendidik, dan tenaga pendidikan," tuturnya.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved