Human Interest Story

Cerita Pemuda Kulon Progo Kembangkan Keripik Pisang Aneka Rasa, Mampu Tembus Pasar Nasional

Pemuda asal Pengasih Kulon Progo membuat kreasi keripik pisang aneka rasa yang mampu menembus pasar nasional

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Alexander Ermando
KERIPIK PISANG - Proses pembaluran keripik pisang Lumerin dengan bumbu cair di Kapanewon Pengasih, Kulon Progo. 
Ringkasan Berita:
  • Kisah Fahrizal Ali Imran, pemuda asal Kapanewon Pengasih Kulon Progo menciptakan kreasi keripik pisang aneka rasa
  • Berbeda dengan keripik pada umumnya, keripik pisang buatannya tersebut memiliki varian rasa manis bersalut selai. 
  • Ada 8 varian rasa untuk keripik pisangnya, meliputi cokelat, matcha, tiramisu, hazelnut, vanila, stroberi, taro, dan mangga

 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Fahrizal Ali Imran (24), pemuda Kapanewon Pengasih, Kulon Progo awalnya hanya mahasiswa biasa.

Namun berkat kelihaiannya dalam melihat peluang pasar, ia kini berhasil mengembangkan produk makanan ringan yang kini mampu menembus pasar nasional.

Makanannya berupa keripik pisang aneka rasa yang ia produksi sendiri di rumah. Uniknya, keripik pisang buatannya tersebut memiliki varian rasa manis bersalut selai. 

Fahrizal menuturkan idenya muncul saat ia sedang menjalani magang di sebuah perusahaan di Wonosobo, Jawa Tengah.

"Saat itu saya lihat ada pedagang mi lidi yang menjualnya dalam aneka rasa bukan pakai bumbu bubuk, tapi bumbu cair," tuturnya pada Tribun Jogja ditemui beberapa waktu lalu.

Sepulangnya ke Pengasih, Fahrizal mencoba usaha serupa yaitu mi lidi aneka rasa dengan bumbu cair.

Namun ide baru kembali datang saat ia melihat seorang lansia (lanjut usia) berkeliling menjual pisang kepok mentah.

Lulusan Teknik Kimia, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran" Yogyakarta kemudian membeli pisang kepok tersebut sebagai pengganti mi lidi. Setelah dicoba, ternyata lebih enak dengan pisang kepok.

"Ternyata juga lebih laris pakai pisang kepok sampai sekarang," ujar Fahrizal.

Baca juga: FAJI DIY dan Dispar Kulon Progo Akan Siapkan Arung Progo Festival 2026 untuk Tingkat Internasional

Usahanya itu dimulai pada Juli 2023 dengan modal awal pinjaman dari saudaranya.

Kini, Fahrizal memiliki 20 karyawan yang merupakan warga setempat, membantunya memproduksi keripik pisang aneka rasa.

Keripik pisang dengan merek Lumerin tersebut dipasarkan secara daring (online) memanfaatkan lokapasar.

Berkat cara tersebut, Fahrizal berhasil menjual produknya ke seluruh Indonesia.

"Omzetnya sempat mencapai ratusan juta saat momen Lebaran (Idulfitri)," ungkapnya.

8 Varian Rasa

Fahrizal menyediakan 8 varian rasa untuk keripik pisangnya.

Yakni cokelat, matcha, tiramisu, hazelnut, vanila, stroberi, taro, dan mangga. 

Satu kemasan keripik pisang Lumerin dijual mulai dari harga Rp 15 ribu untuk penjualan luring, sedangkan harga daringnya mulai dari Rp17.500,00.

Setiap harinya ia menghabiskan sebanyak 500 kuintal pisang kepok sehari.

Semua proses dikerjakan di sebuah tempat khusus di samping rumahnya, mulai dari pengupasan, pemotongan, penggorengan, hingga pemberian selai cairnya.

Produk keripik pisang seperti milik Fahrizal sendiri sebenarnya sudah cukup banyak di pasaran.

Namun ia mengeklaim produknya mampu bertahan lebih dari sebulan sejak dibuat.

"Selain itu keripik pisang Lumerin tetap garing meski sudah diberi selai cair dan tidak dimasukkan ke kulkas," kata Fahrizal.

Ia mengaku sempat ada tawaran untuk memasarkan produknya ke luar negeri.

Namun ia mengaku belum berani dan memilih fokus pada pasar nasional.

Perjuangan Fahrizal pun mendapatkan dukungan dari Bank BPD DIY. Pimpinan BPD DIY Cabang Wates, Nur Afan Dwi Saputro mengataka.

Fahrizal bisa menjadi inspirasi bagi anak muda sepantarannya di DIY.

"Fahrizal merupakan pemuda inspiratif, sebab usahanya juga mampu memberdayakan masyarakat," kata Afan belum lama ini.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved