Kolaborasi Pemkot Yogya dan Meta, Geber Digitalisasi Pasar Rakyat Lewat Konsep 'Hybrid'
Melalui sinergitas itu, Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta mendorong percepatan digitalisasi bagi para pedagang pasar tradisional
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Yoseph Hary W
Ringkasan Berita:
- Pemkot Yogyakarta berkolaborasi dengan Meta dalam upaya menjaga eksistensi pasar rakyat agar tidak tergerus perubahan pola belanja masyarakat.
- Kolaborasi itu diwujudkan dengan Pelatihan UMKM Tangguh: Bertahan dan Tumbuh Menghadapi Tantangan
- Pelatihan tersebut dimaksudkan untuk menjembatani kesenjangan teknologi di kalangan pedagang pasar yang masih membutuhkan solusi digital praktis dan tidak rumit.
TRIBUNJOGJA.COM - Pemkot Yogyakarta menggencarkan upaya untuk menjaga eksistensi pasar rakyat agar tidak tergerus perubahan pola belanja masyarakat.
Salah satu upaya yang ditempuh adalah melalui kolaborasi bareng perusahaan teknologi Meta (induk Facebook dan WhatsApp) serta UKMIndonesia.id.
Melalui sinergitas itu, Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta mendorong percepatan digitalisasi bagi para pedagang pasar tradisional dan pelaku UMKM.
Upaya pun direalisasikan melalui agenda "Pelatihan UMKM Tangguh: Bertahan dan Tumbuh Menghadapi Tantangan" pada Rabu (19/11/25) sore.
Kepala Bidang Pasar Rakyat Disdag Kota Yogyakarta, Gunawan Nugroho Utomo, menyampaikan, kolaborasi itu merupakan sebuah langkah strategis.
Jembatani kesenjangan teknologi
Khususnya, untuk menjembatani kesenjangan teknologi di kalangan pedagang pasar yang masih membutuhkan solusi digital praktis dan tidak rumit.
"Kita butuh media yang praktis dan efektif untuk mengatasi kendala bergesernya pola belanja masyarakat. Apalagi, literasi digital teman-teman di pasar rakyat ini sangat terbatas," ujarnya.
Gunawan menilai, platform seperti WhatsApp Business adalah solusi paling masuk akal bagi pedagang pasar yang mayoritas terbilang sudah berumur.
Menurutnya, konsep WhatsApp yang dikemas sebagai media komunikasi sekaligus etalase, menjadi sebuah terobosan yang dapat dimanfaatkan pedagang.
Ia mengakui, dari total sekitar 13.000 pedagang yang tersebar di 29 pasar rakyat di Kota Yogyakarta, jumlah yang sudah merambah dunia digital masih minim.
"Kalau persentase mungkin belum ada 50 persen. Maka, kami sedang mengonsep Pasar Rakyat Hybrid. Konsep online dan offline harus jalan bareng," ujarnya.
"Kekuatan pasar rakyat itu ada di modal sosial, interaksi tawar-menawar yang hidup. Itu yang kita pertahankan secara offline. Tapi, jangkauan diluaskan lewat digital," urai Gunawan.
Sementara, Policy Program Manager Meta Indonesia, Dessy Septiane Sukendar, menjelaskan, kehadirannya di Yogyakarta adalah bentuk komitmen Meta mendukung pertumbuhan ekonomi lokal
Dalam pelatihan itu, Meta pun memperkenalkan "Buku Saku" yang berisi panduan praktis bagi para pedagang untuk menggunakan fitur-fitur WhatsApp Business.
| Indonesia-Australia Perluas Kolaborasi Riset di Jogja, Fokus pada Perubahan Iklim |
|
|---|
| Cerita Penjual Roti Hangat Keliling Jogja Bawa Tumpukan Kotak Menjulang Tinggi |
|
|---|
| Reaksi Maxride setelah Terbitnya SE Larangan Bajaj Berbasis Aplikasi di Yogyakarta |
|
|---|
| Respons Keraton Yogyakarta soal Maraknya Dugaan Penipuan oleh Oknum yang Mengaku Pemandu Wisata |
|
|---|
| Berusia Lebih dari 100 Tahun, Konstruksi Jembatan Kleringan Jogja Disebut Sudah 'Kritis' |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/Kolaborasi-Pemkot-Yogya-dan-Meta-Geber-Digitalisasi-Pasar-Rakyat-Lewat-Konsep-Hybrid.jpg)