Kisah Inspiratif

Cerita Penjual Roti Hangat Keliling Jogja Bawa Tumpukan Kotak Menjulang Tinggi

Roti hangat merupakan jajanan keliling legendaris. Bagi Daud dan Wardi, berjualan roti hangat menjadi jalan semangat yang menjaga api harapan mereka.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
MG Shafira Puti Krisnintya
PENJUAL ROTI HANGAT: Daud, penjual roti hangat keliling berpose bersama sepeda dan tumpukan kotak roti hangat di Jalan Prawirotaman, Yogyakarta, Selasa (18/11/2025). 

Ringkasan Berita:
  • Kisah penjual roti hangat penuh semangat menjaga tradisi kuliner khas Jogja.
 
  • Tradisi berjualan roti hangat keliling dengan sepeda atau motor menjadikan kuliner ini sebagai ikon jajanan tradisional Yogyakarta 

 

TRIBUNJOGJA.COM - Di setiap gigitan roti hangat yang sampai ke tangan pembeli, ada semangat yang ikut berpindah dari para penjualnya. 

Di Yogyakarta, jajanan legendaris ini bukan sekadar panganan sederhana, melainkan simbol harapan yang terus berputar bersama roda sepeda dan motor para penjual keliling.

Bagi Daud (17) dan Wardi (69), berjualan roti hangat bukan hanya pekerjaan, tetapi jalan menjaga api semangat hidup. 

Dengan kotak aluminium berisi roti yang ditumpuk menjulang di bagian belakang kendaraan, mereka berkeliling dari kampung ke kampung, menyapa warga dengan aroma roti yang baru keluar dari pabrik.

Sesuai namanya, roti hangat selalu dijajakan dalam keadaan hangat, meski penjualnya sudah berkeliling seharian.

Rahasianya ada pada restock rutin di pabrik setiap pertengahan hari, sehingga kualitas dan rasa tetap terjaga. 

“Setiap hari selalu ada jadwal restock. Kadang gantian sama teman, kadang saya muter lagi,” tutur Wardi saat ditemui di Sewon, Bantul, Selasa 18 November 2025, pagi.

Baca juga: Kisah Penjual Cilok Maklor Gekjajan Melegenda: Keliling SD hingga dekat UMY

Wardi adalah seorang pensiunan kantor swasta yang sudah berjualan roti hangat keliling sejak 2019.

Ia sempat berhenti berjualan selama satu tahun lebih karena terkena virus corona.

Awalnya Wardi melakukan itu untuk mengisi kegiatan, namun kondisi perekonomian yang tidak stabil membuatnya kembali berjualan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.

“Saya ya waktu itu sudah nyoba jualan yang lain. Jualan sapu saya sudah pernah, (jual) perabotan itu juga pernah. Tapi dari semua itu tetep yang paling menghasilkan ya ini,” ungkapnya.

Daud tengah mengambilkan roti hangat untuk pembeli di Jalan Prawirotaman, Selasa (18/11/2025).
Daud tengah mengambilkan pesanan roti hangat untuk pembeli di Jalan Prawirotaman, Selasa (18/11/2025). (MG Shafira Puti Krisnintya)

Di sudut kota lainnya, Daud, perantau asal Sukabumi mengais nafkah dengan berjualan roti hangat di Yogyakarta untuk menghidupi kedua orang tuanya di kampung. 

Dengan tekad penuh semangat, setiap hari ia berjualan keliling area kota madya bagian Selatan.

"Saya muter pagi biasa di Wirosaban, belakangnya Rumah Sakit Wirosaban. Muter terus sampai balik lagi ke Bronto. Sore kesini, terus ke selatan sebelum Ring Road tapi enggak sampai nyebrang," ucap Daud saat ditemui di Jalan Prawirotaman, Yogyakarta, Selasa (18/11/2025) sore.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved