Kisah Inspiratif

Cerita Penjual Roti Hangat Keliling Jogja Bawa Tumpukan Kotak Menjulang Tinggi

Roti hangat merupakan jajanan keliling legendaris. Bagi Daud dan Wardi, berjualan roti hangat menjadi jalan semangat yang menjaga api harapan mereka.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
MG Shafira Puti Krisnintya
PENJUAL ROTI HANGAT: Daud, penjual roti hangat keliling berpose bersama sepeda dan tumpukan kotak roti hangat di Jalan Prawirotaman, Yogyakarta, Selasa (18/11/2025). 

Selain berjualan, Daud dan para penjual lain juga diberi kesempatan untuk ikut membantu dalam proses produksi roti di pabrik.

Kekuatan Semangat

Di wilayah Yogyakarta, penjual roti hangat baru mulai bertebaran pada tahun 2018.

Meski popularitasnya cukup tinggi, usaha roti hangat keliling masih termasuk usaha ekonomi rumahan.

Pabrik produksi roti hangat keliling hanya berupa rumah-rumah kecil yang menyatu dengan area perkampungan warga. 

Wardi mengaku ia menyaksikan bagaimana pabrik roti hangat tempat ia bekerja ketika mereka masih merangkak dari bawah hingga mencapai persebaran usaha yang cukup masif saat ini.

Baca juga: Kisah Sepasang Suami Istri Puluhan Tahun Jualan Carabikang di Pasar Prawirotaman Jogja

Dengan harga roti yang konsisten di dua ribu saja, keuntungan yang diraup sudah cukup tinggi.

“Pernah sampai jual 300 (roti) sehari, itu dapetnya sudah lumayan sekali,” ucapnya.

Sistem bagi hasil yang cukup adil dari pihak produsen membuat para penjualnya selalu berusaha keras dalam menjajakan roti hangat.

Menurut Daud, penghasilannya selama satu bulan berjualan tidak jarang bisa mencapai satu juta lebih.

Maka setiap minggunya Daud selalu berusaha mengirimkan penghasilannya kepada orang tua di kampung

Daud sedang mengambilkan pesanan roti hangat untuk pembeli di Jalan Prawirotaman, Selasa (18/11/2025).
Daud sedang mengambilkan pesanan roti hangat untuk pembeli di Jalan Prawirotaman, Selasa (18/11/2025). (MG Shafira Puti Krisnintya)

Varian isi roti yang beragam juga menjadi keunggulan yang berpengaruh pada keuntungan bagi penjual dan produsen.

Varian isi roti hangat meliputi cokelat, keju, kacang hijau, kelapa, selai nanas, selai stroberi, dan selai blueberry.

Saat ditanya soal pesaing dari para ojek online dan toko roti modern, Daud hanya tertawa kecil. 

“Saya mah enggak mikir saing-saingan. Yang penting saya gerak, saya keliling. Yang penting orang tua di kampung tahu saya disini berusaha,” ujarnya.

Wardi menambahkan, persaingan tidak akan menghalangi rezeki.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved