UMBY–Pemkab Bantul Luncurkan LENTERA, Layanan Terpadu Kesehatan Mental Berbasis Komunitas di Sedayu
Daerah Istimewa Yogyakarta tercatat memiliki prevalensi gangguan mental berat tertinggi di Indonesia, mencapai 9,3 persen
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Hari Susmayanti
Ringkasan Berita:
- Fakultas Psikologi UMBY dan Pemkab Bantul meluncurkan LENTERA, layanan terpadu kesehatan mental di Kapanewon Sedayu.
- LENTERA menggabungkan edukasi, pendampingan komunitas, deteksi dini, dan rujukan profesional, diperkuat Kader Jiwa sebagai garda terdepan.
- Layanan ini dikembangkan melalui SOP, FGD, dan pelatihan kader, dengan dukungan lintas sektor, dan ditargetkan menjadi model layanan kesehatan mental berbasis masyarakat.
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL – Daerah Istimewa Yogyakarta tercatat memiliki prevalensi gangguan mental berat tertinggi di Indonesia, mencapai 9,3 persen.
Menyikapi kondisi ini, Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bantul, Kapanewon Sedayu, meluncurkan LENTERA, layanan terpadu kesehatan mental yang menggabungkan edukasi, pendampingan komunitas, dan rujukan profesional.
Peluncuran layanan ini sekaligus menandai pengukuhan Kader Jiwa Sedayu sebagai garda terdepan dalam deteksi dini dan pendampingan psikososial warga.
Tim pengabdian Fakultas Psikologi UMBY yang terlibat terdiri dari Reny Yuniasanti, M.Psi, Ph.D., Psikolog, Dr. Sheilla Vatradilla Peristianto, M.Psi., Psikolog, Dewi Soerna Anggraeni, M.Psi., Psikolog, dan Komang Mahadewi S., M.Psi., Psikolog.
LENTERA dirancang untuk memberikan akses informasi, pendampingan psikologis, penanganan awal, serta rujukan gangguan kesehatan mental secara terstruktur bagi warga Sedayu.
Acara peluncuran LENTERA dihadiri oleh Wakil Bupati Bantul Aris Suharyanto, S.Sos., M.M., Rektor UMBY, anggota DPRD Kabupaten Bantul, Kepala Dinas Sosial, Kepala Puskesmas Sedayu I dan II, kepala rumah sakit, perbankan, para lurah se-Kapanewon Sedayu, serta seluruh stakeholder masyarakat di wilayah tersebut.
Kehadiran lintas sektor ini menunjukkan dukungan yang kuat terhadap program layanan kesehatan mental di tingkat kecamatan.
Wakil Bupati Bantul, Aris Suharyanto, menyampaikan apresiasi dan harapan besar terhadap program tersebut.
“Pemerintah Kabupaten Bantul sangat mengapresiasi inisiatif Kapanewon Sedayu bersama Fakultas Psikologi UMBY dalam membentuk layanan LENTERA dan telah menggerakkan satgas serta kader jiwa yang hari ini dikukuhkan. Besar harapan kami, dengan adanya LENTERA dan kader jiwa ini, permasalahan kesehatan mental yang terjadi di kecamatan Sedayu dapat diurai dan dikurangi. Dengan dukungan masyarakat dan pendamping profesional, program ini bisa menjadi solusi nyata bagi warga,” ujarnya.
Ketua tim pengabdian UMBY, Reny Yuniasanti, menekankan urgensi pendirian LENTERA berdasarkan kondisi kesehatan mental di DIY.
Data Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan prevalensi gangguan mental berat di DIY mencapai 9,3 persen, tertinggi di Indonesia.
Data lokal Puskesmas Sedayu II pada 2024 mencatat 91 warga pengidap skizofrenia, yang memperlihatkan perlunya layanan psikologis yang lebih memadai dan berkelanjutan.
“Melihat fakta tersebut, pemerintah Kapanewon Sedayu bersama tim akademisi UMBY menilai penting untuk mengembangkan sistem yang tidak hanya fokus pada kuratif, tetapi juga preventif melalui edukasi, pendampingan komunitas, serta akses rujukan yang jelas. LENTERA diproyeksikan menjadi pusat layanan terpadu yang menghubungkan masyarakat, kader, tenaga kesehatan, dan pendamping profesional agar alur penanganan lebih sistematis dan berkesinambungan,” jelas Reny.
Baca juga: Terungkap! Bakteri Ecoli jadi Penyebab Keracunan 237 Siswa di Bantul
Proses pengembangan program ini telah dilakukan sejak penandatanganan MoU resmi pada 19 Maret 2024 sebagai bentuk komitmen pengabdian masyarakat jangka panjang.
Selanjutnya, tim menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) khusus terkait pelayanan gangguan kesehatan mental yang disesuaikan dengan kebutuhan wilayah.
Beberapa Focus Group Discussion (FGD) kemudian digelar pada 30 Juni 2025, 17 Juli 2025, dan 2 Oktober 2025 untuk memetakan kebutuhan masyarakat, menyelaraskan layanan dengan kondisi lokal, serta mengintegrasikan alur pelayanan dengan pemerintah kapanewon dan puskesmas.
Tahapan ini memastikan LENTERA dibangun berdasarkan realitas lapangan, bukan sekadar teori atau pendekatan top–down.
Reny menambahkan bahwa penguatan masyarakat dilakukan melalui pelatihan Kader Jiwa yang dimulai pada 15 Juni 2024 dengan materi pengenalan kesehatan mental dan konseling dasar.
Pelatihan dilanjutkan pada 22 Juni 2024 dengan konseling dasar lanjutan, hingga pelatihan intensif pada 27 Oktober 2025 yang membekali kader dengan teknik observasi, wawancara, dan penguatan kemampuan konseling.
“Dengan bekal pelatihan tersebut, kader diharapkan mampu menjadi titik pertama yang aman dan terpercaya bagi masyarakat ketika menghadapi persoalan psikologis. Mereka menjadi garda terdepan sebelum warga dirujuk ke tenaga profesional,” kata Reny.
Logo berbentuk lentera melambangkan cahaya yang menerangi jalan keluar dari masalah kesehatan mental. Tiga figur manusia yang mengelilingi lentera merepresentasikan kolaborasi masyarakat, kader, dan profesional, serta tiga pilar utama layanan: pendidikan, pelayanan, dan pemberdayaan.
Motif batik menegaskan akar budaya Sedayu, sementara warna hijau melambangkan ketenangan dan penyembuhan.
Warna kuning yang memancar dari lentera merujuk filosofi Jawa “Urip iku urup”—hidup yang memberi manfaat bagi sekitar. Tagline LENTERA berbunyi: “Menjadi cahaya bagi ketahanan dan kesejahteraan jiwa masyarakat.”
Melalui sistem yang terintegrasi, masyarakat dapat mengakses informasi dan layanan LENTERA melalui kanal resmi Kapanewon Sedayu, termasuk alur pengaduan dan nomor layanan kesehatan mental.
Kehadiran satgas LENTERA, yang dibentuk melalui SK Satgas Nomor 40 Tahun 2025 tertanggal 20 Oktober 2025, memperkuat struktur layanan hingga tingkat dusun.
Dengan keterlibatan pemerintah daerah, akademisi, tenaga kesehatan, dan kader komunitas, LENTERA diharapkan menjadi model layanan kesehatan mental berbasis masyarakat yang bisa direplikasi di wilayah lain.
Peluncuran ini menandai langkah penting Sedayu dalam membangun layanan kesehatan mental yang inklusif, berkelanjutan, dan mudah dijangkau masyarakat. (*)
| Lanjuti Arahan KPK, DPRD dan Pemkab Bantul Sepakat Tata Akuntabilitas dan Perencanaan Pembangunan |
|
|---|
| Fenomena Bunuh Diri Anak, Alarm Darurat bagi Kesehatan Mental Generasi Alpha |
|
|---|
| FIKOM UMBY Raih Akreditasi Unggul, Luncurkan Program Belajar Gratis dan Duta Literasi Digital |
|
|---|
| MPBI DIY Perkuat Solidaritas Pekerja lewat LENTERA Buruh dan Tuntutan UMK 2026 |
|
|---|
| Pemkab Bantul Akan Bebaskan PBB Lahan Pertanian, Ada Potensi PAD Hilang Sebesar Rp22 Miliar |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/UMBYPemkab-Bantul-Luncurkan-LENTERA-Layanan-Terpadu-Kesehatan-Mental-Berbasis-Komunitas-di-Sedayu.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.