Kisah Sukses Bagus, Rintis Usaha Tas Kulit Sejak Masih Jadi Sales, Kini Tembus Pasar Internasional

Penjualan Kenes Leather mengalami peningkatan hingga dua sampai tiga kali lipat setiap kampanye tanggal kembar di Shopee.

TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana
TAS KULIT: Sejumlah calon pembeli produk tas di Kenes Leather Showroom, Kalurahan Tirtonirmolo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Senin (17/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Bagus Feriyanto, warga Bantul sukses memproduksi dan menjual produk dompet, tas, dan koper dari kulit sapi buatan tangan lewat brand Kenes Leather. 
  • Penjualan produk itu pun telah tembus pasar internasional.
  • Feri merintis usaha itu sejak 2011 ketika ia masih menjadi sales promotion boy.

 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Seorang mantan sales promotion boy (SPB) bernama Bagus Feriyanto, warga Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, sukses memproduksi dan menjual produk dompet, tas, dan koper dari kulit sapi buatan tangan lewat brand Kenes Leather. Penjualan produk itu pun telah tembus pasar internasional.

Feri sapaan akrabnya, mengatakan, usaha tersebut bermula dari tahun 2011. Kala itu, ia masih bekerja sebagai sales di salah satu mall di DIY. Namun, dikarenakan satu dan lain hal, akhirnya, Feri mulai membuka usaha sampingan sambil menjual berbagai produk lain yang diambil dari Solo, Jawa Tengah.

"Jadi awalnya, setiap libur kerja saya ke Solo untuk kulakan batik, difoto, diedit, terus diunggah di Facebook. Terus ada pameran dan rata-rata mayoritas batik, belum ada tas kulit. Saya terus coba jual tas kulit, ambil produk dari teman saya di Pasar Beringharjo ternyata antusiasnya bagus karena belum ada yang menjual di pameran," ucapnya, kepada awak media, di Kenes Leather Showroom, Kalurahan Tirtonirmolo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, Senin (17/11/2025).

Fokus tas kulit

Seiring berjalannya waktu dan melihat perkembangan yang menjanjikan, laki-laki usai 37 tahun ini langsung bertekad fokus menjual tas kulit dan resign dari pekerjaan SPB.

Latar belakang Feri adalah mantan mahasiswa semester empat jurusan pemasaran Universitas Gadjah Mada, Ia mengaku tidak bisa membuat produk tas tersebut dan hanya mengambil barang-barang dari berbagai supplier.

Siapa sangka, hasil pemasarannya semakin meningkat. Akhirnya, ia belajar untuk memproduksi sendiri tas kulit.

Industri yang dibangun dari rumahan itu kini memiliki tempat produksi khusus di Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul dengan rata-rata produksi  dompet, tas, dan koper per bulan sekitar 10 ribu pcs.

Bahkan, yang dulunya hanya mampu menjual sekitar tiga-empat pcs tas per hari, saat ini ia mampu menjual sekitar lima ribu per bulan.

"Lalu, mulai tahun 2017, kami Kenes Leather resmi bergabung di Shopee. Karena saat itu, kami ingin merambah pasar baru dengan mengikuti perkembangan yang ada. Ternyata, hasilnya sekitar 70 persen penghasilan penjualan kami didapatkan dari Shopee. Konsumen domsetik kebanyakan dari Jabodetabek. Kalau yang mancanegara sampai Singapura, Malaysia, dan Taiwan," papar Feri.

Selain itu, penjualan Kenes Leather mengalami peningkatan hingga dua sampai tiga kali lipat setiap kampanye tanggal kembar di Shopee. Dikatakannya, produk tas wanita dan dompet pria menjadi kategori dengan penjualan tertinggi, sehingga menyumbang sekitar 60–65 persen total penjualan tahunan.

Tidak hanya itu saja, setiap bulan, Kenes Leather mencatat ratusan ribu kunjungan toko di Shopee, terutama didorong oleh trafik organik dan kegiatan Shopee Live serta keikutsertaan program promosi Shopee.

Proses Produksi

Lebih lanjut, ia turut menyampaikan bahwa pembuatan produk Kenes Leather tersebut dilakukan secara manual. Produk dibuat dari proses pemilihan kulit sapi yang dibeli di Magetan, Jawa Timur.

Selanjutnya masuk ke tahap penentuan model produk, pemilihan sampel  produk, menempelkan pola, membuat ukiran, pemotongan, penipisan lapisan pinggir, perakitan, pengeleman, hingga penjahitan.

"Masing-masing produk yang kami buat itu benar-benar manual. Jadi, ada yang butuh Waktu sekitar empat hari. Misalnya untuk buat tas laptop, ya membutuhkan sekitar empat hari untuk satu produk. Kalau tas kayak handbag itu butuh sekitar sehari untuk satu produk. Terus kalau ransel itu bisa sekitar tiga sampai empat hari untuk satu produk. Jadi, masing-masing produk yang dibuat butuh waktu berbeda-beda," tandas Feri.(nei)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved