266 Kebakaran Terjadi di Gunungkidul Sepanjang 2025, Kerugian Capai Rp2,3 Miliar

Data menunjukkan tingginya angka insiden kebakaran di Gunungkidul, dengan total kerugian materiil diperkirakan mencapai Rp2,3 miliar

|
Tribun Jogja/ Suluh Pamungkas
Ilustrasi kebakaran 

Ringkasan Berita:
  • 266 peristiwa kebakaran terjadi di Gunungkidul sepanjang 2025, kerugian materiil mencapai Rp2,3 Miliar
  • Sebagian besar kebakaran terjadi pada rumah tinggal, kandang ternak, serta lahan dan semak belukar.
  • Data kebakaran tahun ini cukup tinggi bila dibandingkan tahun lalu yang tercatat sekitar 190-an kasus.

 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting 

TRINJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Sepanjang tahun 2025, Kabupaten Gunungkidul mencatat 266 kejadian kebakaran yang tersebar di berbagai kapanewon.

Data tersebut menunjukkan tingginya angka insiden kebakaran, dengan total kerugian materiil diperkirakan mencapai Rp2,3 miliar.

Petugas UPT Damkar Gunungkidul, Ngadiyono, mengatakan sebagian besar kebakaran terjadi pada rumah tinggal, kandang ternak, serta lahan dan semak belukar.

Kondisi cuaca panas dan angin kencang selama musim kemarau  menjadi faktor yang mempercepat penyebaran api di sejumlah lokasi.

"Selain itu, instalasi listrik tidak standar dan kelalaian manusia juga masih menjadi penyebab dominan," tuturnya saat dikonfirmasi pada Minggu (16/11/2025).

Data kebakaran tahun ini, kata dia, cukup tinggi bila dibandingkan tahun lalu yang hanya sekitar 190-an kasus.

Begitupun dengan kerugian materiil mencapai lebih dari Rp2 miliar, belum termasuk dampak sosial dan psikologis yang dialami warga.

"Beruntung dari rentetan kejadian kebakaran tidak ada korban jiwa, namun memang tercatat ada beberapa korban yang harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka bakar," tuturnya.

Baca juga: DPKUTK Gunungkidul Masih Tunggu Arahan Pemerintah Pusat Soal Pembahasan UMK 2026

Tak hanya itu, pihak  turut memberikan perhatian atas kasus Kebakaran di kandang ternak yang tercatat cukup banyak, terutama saat peternak masih menggunakan lampu pemanas atau menyimpan bahan mudah terbakar di dekat area kandang.

Sementara kebakaran lahan umumnya terjadi di wilayah perbukitan dan area pertanian yang kering dan rentan tersulut api.

"Sebagian besar kebakaran terjadi karena kelalaian baik dari manusia ditambah faktor cuaca kemarau yang kemarin cukup panjang," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Purwono mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan, terutama dalam memasuki puncak kemarau.

Pemeriksaan instalasi listrik, pengawasan aktivitas memasak, hingga pengelolaan pembakaran sampah menjadi langkah penting untuk menekan risiko kebakaran.

“Kesadaran masyarakat sangat menentukan. Banyak kebakaran yang sebenarnya bisa dicegah jika prosedur keamanan diikuti dengan baik,” tambahnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved