Gebrakan Dinkop UKM Sleman

Jadi Percontohan,  KDMP Sinduadi Jalankan Usaha Klinik, Apotek hingga Simpan Pinjam

Selain manajemen keuangan yang baik, KDMP Sinduadi memiliki terobosan dalam menjalankan unit usaha klinik yakni menggandeng klinik terdekat.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Hari Susmayanti
Dok Istimewa
Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Sinduadi, Sleman, resmi diluncurkan pada Juli 2025 lalu dan menjadi mockup atau percontohan program yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Sinduadi, Sleman, resmi diluncurkan pada Juli 2025 lalu dan menjadi mockup atau percontohan program yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

Sebelum menjadi KDMP, koperasi yang berlokasi di kawasan urban ini telah beroperasi lebih dulu dengan layanan simpan pinjam.

Sekretaris Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Dinkop UKM) Kabupaten Sleman, Siti Istiqomah Tjatur Sulistijaningtyas mengatakan, perjalanan KDMP Sinduadi terus menunjukkan progres positif sejak awal diluncurkan. '

Menurutnya, perputaran uang di koperasi tersebut sehat karena pengurusnya menerapkan disiplin dalam ketentuan simpan pinjam.

"Ada batasan-batasan pinjaman sehingga pinjaman dipaksa tidak macet. Maksimal pinjaman sebesar simpanan, jadi kalau macet bisa ditutup dengan simpanannya," kata Siti

Selain manajemen keuangan yang baik, KDMP Sinduadi memiliki terobosan dalam menjalankan unit usaha klinik yakni menggandeng klinik terdekat.

Begitu juga unit usaha apotek berjalan melalui kerja sama dengan sekolah farmasi.

"Unit kesehatan itu bukan soal jualan, tetapi butuh keahlian. Ada unit kesehatan di dekatnya diajak kolaborasi, kalau obat kerja sama dengan SMK kesehatan jurusan farmasi. Menurut saya bagus, daripada menunggu proses tapi sudah bisa dijalankan. Ini kan jualan obat yang dijual bebas dan ada tenaga yang mengetahui obat," terang dia.

Meski sudah bisa berjalan mandiri, saat ini pengurus KDMP Sinduadi masih menunggu regulasi yang tepat dalam menjalankan unit usaha klinik dan apotek.

Ketua KDMP Sinduadi, Kliwon Suherman menyampaikan bahwa pihaknya masih menunggu kepastian model kerjasama untuk mengelola unit usaha kesehatan tersebut. Termasuk manajemen sumberdaya manusianya. Meskipun secara wadah dan isi sudah siap. 

"Statusnya masih kerja sama. (Misalnya) klinik dengan Klinik Raisha, apotek dengan SMK Binatama. Mereka sebenarnya siap menyediakan apoteker sekaligus surat-suratnya, tapi untuk menetapkan apoteker khusus KDMP biayanya cukup tinggi," ungkap Kliwon.

Saat ini KDMP Sinduadi terus berkembang. Bukan hanya simpan pinjam, klinik, dan apotek, koperasi desa ini juga telah menjalankan unit usaha lain seperti sembako, LPG, cold storage hingga pupuk.

Kliwon mengatakan gas dan sembako, terutama komoditas beras dan minyak goreng menjadi unit usaha paling potensial.

Sebab kebanyakan anggota koperasi tersebut berasal dari kalangan pelaku UMKM yang sudah bergabung sejak KDMP Sinduadi masih berbentuk koperasi simpan pinjam.

Mereka mengambil bahan untuk kebutuhan berjualan melalui koperasi. Hasil dari berdagang lalu ditabung. 

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved