Kisah Inspiratif
Bendung Lepen: Dari Saluran Air Kotor Jadi Wisata Ikan di Yogyakarta
dulunya dikenal tempat pembuangan sampah hingga bekas kandang babi, kini berubah menjadi wisata paling inspiratif di Yogyakarta yakni Kali gajah wong
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYAKARTA – Dulu, siapa sangka sebuah saluran irigasi yang kotor dan bau bisa berubah menjadi tempat wisata yang memikat hati?
Tapi itulah yang terjadi di Bendung Lepen, sebuah sudut kecil di Kampung Mrican, Giwangan, Yogyakarta, yang kini menjelma menjadi destinasi favorit warga dan wisatawan.
Dulu, tempat ini jauh dari kata indah.
Sebagai bagian dari sistem irigasi Kali Gajah Wong, Bendung Lepen pernah berada dalam kondisi memprihatinkan.
Lumpur tebal, tumpukan sampah rumah tangga, bahkan limbah medis menjadi pemandangan sehari-hari.
Bau tak sedap pun kerap mengganggu kenyamanan warga sekitar. Tak hanya itu, sebagian area di sana bahkan dijadikan kandang babi.
Namun segalanya berubah. Kini, Bendung Lepen tampil cantik dengan air yang jernih, lingkungan yang tertata rapi, dan ikan-ikan yang berenang bebas dalam jumlah melimpah.
Tempat ini bukan hanya bersih, tapi juga asri dan menenangkan, sebuah ruang publik yang menginspirasi. Tak heran jika banyak orang datang untuk berfoto, bersantai, atau sekadar menikmati suasana.
Seperti yang diceritakan oleh Bambang Haryanto warga setempat ditemui Kamis 6 November 2025, transformasi ini bukan sekadar perubahan fisik, tapi juga simbol semangat warga dalam merawat lingkungan dan mengubah wajah kampung mereka.
Perubahan dimulai sekitar tahun 2016 saat sekelompok pemuda dari Karang Taruna Kampung Mrican mengambil inisiatif untuk memperbaiki citra negatif tersebut.
Dengan semangat dan kerja sama, mereka memulai kegiatan pembersihan besar-besaran.
Proses ini tidak mudah, karena mereka harus menyingkirkan tumpukan lumpur dan sampah sembari memberikan pendidikan berkelanjutan kepada masyarakat agar tidak membuang sampah di saluran irigasi.
Melalui perbaikan infrastruktur sanitasi, kualitas air irigasi pun akhirnya kembali bersih dan jernih.
Dari Saluran Air Menjadi Kolam
Setelah kualitas air membaik, sekelompok pemuda mengambil inisiatif untuk bersama-sama menanam bibit ikan Nila, Tombro, dan Koi.
Ide ini berhasil dengan sangat baik.
Saluran irigasi yang kini bersih telah berubah menjadi kolam besar di tengah kota, memperlihatkan pemandangan ribuan ikan yang berenang dengan bebas dan sehat.
Hal ini kemudian melahirkan tempat wisata edukasi berbasis komunitas.
Saat ini, Bendung Lepen telah menjadi tempat yang menarik untuk berfoto dengan mural berwarna cerah.
Area rekreasi untuk keluarga yang menawarkan makanan dari usaha kecil dengan harga terjangkau, serta tentunya, zone interaktif untuk memberi makan ikan.
Salah satu pengunjung, Diana Puspitasari, seorang mahasiswa yang kebetulan mengunjungi lokasi tersebut, mengungkapkan rasa kagumnya.
“Awalnya, saya hanya melihatnya di peta. Namun saat tiba di sini, saya sangat terpesona. Suasananya sejuk, muralnya indah, dan melihat banyak ikan membuat pikiran menjadi tenang."
"Saya tidak menyangka, tempat yang dulunya kotor bisa berubah menjadi seindah ini. Ini adalah bukti bahwa kepedulian pemuda terhadap lingkungan itu luar biasa! ” katanya.
Kejayaan Bendung Lepen menunjukkan bahwa perhatian terhadap lingkungan yang diprakarsai oleh masyarakat lokal bukan hanya menciptakan kondisi yang lebih baik, tetapi juga memberikan keuntungan ekonomi.
Dengan hasil panen ikan yang bisa mencapai puluhan juta rupiah beberapa kali dalam setahun, serta mendukung ratusan usaha kecil milik warga. (MG Muhammad Fadhli Auliyaaul Haq)
Baca juga: Panorama Keindahan Objek Wisata Bendung Ancol, Melihat Ujung Selokan Mataram
Baca juga: Wisata Gratis di Bendungan Kamijoro di Perbatasan Kulon Progo dan Bantul
| Melirik Peluang Bisnis Level Kaki Lima Lingkungan Kampus di Jogja |
|
|---|
| Kisah Avis Haris dan Kedai Kopi Punk Ala Rich Yogya yang Sarat Filosofi |
|
|---|
| Kisah Eras Yudhanto, Pemuda Jogja Lestarikan Budaya Lewat Bregada Prajurit PJ2 |
|
|---|
| Kanca Taman: Buah Pikir Keresahan Perantau akan Ruang Hijau di Jogja |
|
|---|
| Kisah Sepasang Suami Istri Puluhan Tahun Jualan Carabikang di Pasar Prawirotaman Jogja |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.