Terungkap, Menu MBG yang Sebabkan Ratusan Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan Terpapar Bakteri E.coli

Menu makanan yang menyebabkan ratusan siswa SMAN 1 Yogyakarta mengalami keracunan pada Rabu (15/10/2025) silam mengandung bakteri E.coli. 

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
KERACUNAN MBG: Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo saat ditemui di SMA N 1 Yogyakarta, Kamis (16/10/25) sore. Keracunan MBG terjadi di dua sekolah di Wirobrajan Yogyakarta. 

 

Ringkasan Berita:
  • Hasil uji laboratorium menunjukkan menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMAN 1 Yogyakarta yang menyebabkan 426 siswa keracunan mengandung bakteri E.coli pada buah dan sayur.
  • Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menduga sumber bakteri berasal dari air terkontaminasi yang digunakan untuk mencuci dan memasak.
  • Pemerintah Kota Yogyakarta dan BGN menginstruksikan agar SPPG menggunakan air galon, PDAM, atau filter air untuk mencegah kontaminasi.
 

 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Menu makanan yang menyebabkan ratusan siswa SMAN 1 Yogyakarta mengalami keracunan pada Rabu (15/10/2025) silam mengandung bakteri E.coli. 

Fakta itu terungkap setelah hasil uji laboratoirum terhadap sampel makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyebabkan 426 siswa sakit perut itu keluar.

Sebagai tindak lanjut dari temuan itu, Pemerintah Kota Yogyakarta dan Badan Gizi Nasional (BGN) meminta agar pengolahan makanan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) menggunakan air galon atau menggunakan air PDAM atau memasang filter air jika akan menggunakan air sumur.

Escherichia coli (E. coli) adalah bakteri berbentuk batang yang hidup secara alami di usus manusia dan hewan berdarah panas.

Sebagian besar strain E. coli bersifat tidak berbahaya dan membantu pencernaan serta produksi vitamin K.

Bakteri ini bersifat Gram negatif dan dapat hidup dengan atau tanpa oksigen, sehingga termasuk fakultatif anaerob.

Namun beberapa strain E. coli dapat menjadi patogen jika masuk ke tubuh melalui makanan atau air yang terkontaminasi, atau melalui kontak dengan feses.

Bakteri ini dapat menyerang saluran pencernaan dan menyebabkan gangguan kesehatan, terutama pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Baca juga: BPBD Gunungkidul Siapkan Dana Rp650 Juta untuk Hadapi Bencana Hidrometeorologi 

Efek negatif E. coli yang patogen termasuk diare berair atau berdarah, mual, muntah, nyeri perut, dan demam.

Dikutip dari Kompas.com,informasi soal adanya bakteri E.coli ini disampaikan langsung oleh Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo.

Menurut Hasto, dari beberapa sampel makanan yang dilakukan uji laboratorium, ditemukan adanya kandungan bakteri E.coli.

Bakteri E.coli itu ditemukan di buah dan sayuran.

Menurut Hasto, kecurigaan bakteri itu berasal dari air yang terkontamuinasi yang digunakan untuk mencuri dan memasak menu MBG.

"Kita temukan E.coli ada di buah, ada di sayur. Saya curiga nyuci buah dan sayur pakai air terkontaminasi,” kata Hasto saat ditemui di Balai Kota Yogyakarta, Kamis (6/11/2025) dikutip dari Kompas.com.

Hasto mengaku pihaknya sudah menggelar rapat dengan BGN di Balai Kota.

Dalam rapat itu disarankan supaya menggunakan air galon untuk keperluan memasak.

“Sarannya Pak Deputi, air yang dipakai yang terkonsumsi pakai galon yang bebas dari E.coli,” kata Hasto. 

Solusi lainnya, kata Hasto, SPPG menggunakan air PDAM atau memasang filter air jika akan menggunakan air sumur. 

“Bisa pakai air dari perpipaan PDAM, kalau sumur risikonya terkontaminasi,” ujar Hasto.

Ke depan, Hasto bakal meminta Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta untuk melakukan pengecekan ke SPPG Wirobrajan terkait temuan E.coli.

“Dinkes, sebelum operasional (SPPG Wirobrajan) cek dulu terkontaminasi tidak di tempat itu. Terbukti temuan kita E. Coli,” kata dia.

Sementara itu, Deputi Bidang Pemantauan dan Pengawasan BGN Dadang Hendrayudha mengatakan, pihaknya telah melakukan evaluasi pasca-temuan keracunan di beberapa tempat dan telah meminta SPPG ditutup.

“Yang ada kejadian langsung kita tutup. Kita tutup kemudian kita lakukan evaluasi secara menyeluruh tentang tata kelola dan proses bisnis,” katanya.

 “Kita sarankan beli galon khusus makanan. Iya di Jogja karena air, kita masih tutup (SPPG),” imbuhnya.

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com.

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved