Berita Klaten

TPS 3R Kemudo Resik Klaten: Olah Sampah Berbasis Integrated Farming Menuju Zero Waste

TPS 3R yang diberi nama Kemudo Resik ini dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kemudo Makmur.

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com/Dewi Rukmini
Petugas TPS 3R Kemudo Resik di Desa Kemudo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, sedang memilah sampah, Selasa (4/11/2025). 

Ringkasan Berita:TPS 3R Kemudo Resik di Desa Kemudo, Prambanan, Klaten, diresmikan oleh Bupati Klaten pada 4 November 2025.  Sudah beroperasi selama 3 bulan, melayani 450 pelanggan dari target 1.887 KK dengan iuran Rp35 ribu/bulan.

 

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN – Pemerintah Desa Kemudo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, kini memiliki Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) yang telah diresmikan oleh Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, pada Selasa (4/11/2025).

TPS 3R yang diberi nama Kemudo Resik ini dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kemudo Makmur.

Berlokasi di pinggir Jalan Jogja-Solo, TPS seluas 250 meter persegi tersebut mengusung konsep integrated farming dalam pengelolaan sampah, yaitu pengolahan yang menggabungkan kegiatan pertanian dan peternakan dalam satu area terpadu.

Konsep ini mendapat apresiasi dari Bupati Klaten dan diharapkan dapat menjadi model percontohan bagi desa-desa lain.

Direktur Utama BUMDes Kemudo Makmur, Isa Ansori, mengungkapkan bahwa TPS 3R Kemudo Resik didirikan pada tahun 2025 dan telah beroperasi selama tiga bulan terakhir.

“Saat ini kami sudah memiliki 450 pelanggan dari total target 1.887 kepala keluarga (KK) di Desa Kemudo. Sampah kami ambil dari warga dua kali seminggu dengan iuran Rp35 ribu per bulan,” ujar Isa.

Setelah diambil dari warga, sampah langsung dibawa ke TPS 3R dan dimasukkan ke mesin konveyor. Petugas kemudian melakukan pemilahan antara sampah organik dan anorganik.

Sampah anorganik dikelompokkan berdasarkan jenis agar dapat dijual kembali atau didaur ulang.

Sementara itu, sampah organik dimasukkan ke mesin pemilah untuk memisahkan residu.

“Sampah organik kami olah menjadi kompos. Rata-rata, sekitar 50 persen dari total sampah yang kami tampung adalah sampah organik."

"Sekitar 40 persen berupa sampah plastik yang bisa dijual kembali, dan sisanya 10 persen adalah residu yang tidak dapat diolah,” jelasnya.

Proses Pengolahan:

  • Sampah dipilah antara organik dan anorganik.
  • Organik diolah menjadi kompos, dicampur kotoran hewan, lalu dijadikan pupuk.
  • Anorganik dijual kembali atau didaur ulang.

Hasil & Target:

  • Kompos digunakan untuk tanaman seperti ubi jalar, alpukat, dan pepaya.
  • Tenaga kerja: 7 orang, kapasitas mesin 2 ton/hari.
  • Target jangka panjang: menuju zero waste tanpa residu ke TPA Troketon.

Dengan menerapkan konsep integrated farming, kompos yang dihasilkan dicampur dengan kotoran hewan dan diolah menjadi pupuk.

Pupuk ini kemudian digunakan untuk menyuburkan tanaman di sekitar TPS 3R, seperti ubi jalar, pohon alpukat, dan pepaya. 

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved