Ironi Sentra Kuliner Pasar Sentul Yogyakarta, Tempati Gedung Megah Rp23 Miliar Tapi Sepi Pembeli

Sentra kuliner yang dibangun di gedung megah Pasar Sentul Yogyakarta sepi pembeli, omzet pedagang menurun drastis

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
SEPI - Suasana sentra kuliner Pasar Sentul, Kota Yogyakarta, yang kondisinya tampak sepi pengunjung, Senin (3/11/2025). 

"Sekarang saja, kalau dihitung-hitung, baik yang jualan pagi-sore atau yang malam, yang masih aktif buka setiap hari paling cuma 10. Lainnya lebih banyak liburnya," tambah Suprihatin.

​Keluhan serupa datang dari Sri Rahayu, seorang pedagang rujak es krim yang terbilang legendaris semasa berjualan di Alun-alun Sewandanan Pakulaman silam.

Menurutnya, sejak menempati lapak baru di lantai atas Pasar Sentul, keramaian hanya bertahan selama enam bulan pertama setelah mereka pindah pada kisaran April 2024.

​"Sing sepi nemen (yang sepi banget) ya satu tahun ini. Pokoknya yang ramai itu cuma enam bulan pertama. Habis Lebaran ke sini semakin sulit sekali. Pengunjung cuma satu, dua. Yang jualan jadi males toh, banyak yang libur," ungkapnya.

​Sri membandingkan, di lokasi lama, ia bisa menjual 100 porsi lebih setiap hari.

Kini, mendapatkan 10 persennya saja sudah sangat sulit, padahal kualitas rasa dari dagangannya tidak berubah.

Bahkan, momentum akhir pekan, atau libur panjang yang dulunya menjadi ajang meraup pundi-pundi, kini tidak lagi bisa diharapkan para pedagang.

​"Dulu kita segitu ramainya di Sewandanan. Omzet hari-hari bisa 100 porsi. Sekarang, 10 persennya saja enggak. Padahal, daganganku sama, rasanya jelas tetap enak seperti dulu. Kok ya nggak ada yang beli loh," tuturnya heran.

​Menurut Sri, publik kurang familiar dengan keberadaan food court.

Ditambah, area parkir sempit karena bercampur dengan pengunjung pasar, menjadi alasan utama keengganan pembeli untuk datang.

​Para pedagang mengaku sudah beberapa kali mengadukan masalah ini secara langsung kepada Pemerintah Kota Yogyakarta, namun belum ada solusi konkret.

Mereka berharap, pemerintah ikut membantu promosi, misalnya dengan menggelar event di sentra kuliner Pasar Sentul, agar keberadaan mereka diketahui masyarakat dan wisatawan.

​"Sudah kita sampaikan kok, kalau bangunannya kurang sesuai, kita di sini itu enggak kelihatan dari bawah. Cuma dipasangi plang di depan begitu, siapa yang tahu kan. Tapi, katanya bangunan tidak bisa dirombak lagi," terangnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved