Kisah Semangat Berbagi Para Relawan Sedekah Mben Jumat Yogyakarta
Sedekah Mben Jumat (SMJ) memberikan ruang bagi para warga untuk tidak hanya mendonasikan rezeki, namun juga saling berbagi barang bermanfaat.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
Seiring berjalannya waktu, donasi terus bertambah, baik donasi makanan, minuman, vitamin, maupun donasi berupa uang.
Suasana akrab yang terjalin di SMJ dapat terlihat dari bagaimana para relawan, donatur, dan mereka yang datang saling menyapa hangat dan bertukar cerita.
“Yang mengharukan, pernah ada penjaja rujak yang setiap datang selalu minta dua piring yang dia isi dengan lotis untuk para relawan SMJ. ‘Saya juga ingin bersedekah, Mas, Mbak,' begitu katanya,” ujar Cak Lis, menambahkan.
Saat pandemi datang dan orang-orang tidak bisa berkumpul, SMJ berganti konsep dengan menyediakan nasi bungkus gratis yang diletakkan di etalase di area trotoar Jalan Tamansiswa untuk diambil oleh siapa saja yang lewat.
Cak Lis bercerita, sempat pula relawan SMJ menggunakan motor berkeliling membagikan nasi bungkus dan air minum kepada mereka yang membutuhkan.
Usai pandemi, SMJ kembali berkembang dengan membuka sedekah barang bekas pantas pakai yang masih berlangsung hingga hari ini.
Berbagi Manfaat Untuk Sesama
Jumat kali ini menjadi Jumat ke-300 bagi para relawan dalam menjalankan kegiatan SMJ.
Selama menjalankan SMJ, Topo menceritakan berbagai macam pengalaman uniknya saat berinteraksi dengan warga yang berdatangan mengambil barang sedekah.
“Saat mereka membutuhkan barang yang saat itu disitu tidak ada, dan mereka pesan lain hari kalau ada barang tersebut minta disimpankan untuk mereka. Sudah seperti di toko saja,” celetuk Topo sambil tertawa ringan.
Tidak hanya pengalaman unik, tidak jarang pula para relawan dibuat terharu oleh kata-kata yang disampaikan warga sesudah menerima nasi bungkus atau barang sedekah.
“Ada (warga) yang setelah dia mendapatkan barang yang dibutuhkan, selalu mendoakan kita. Itu yang suka bikin kita terenyuh,” ungkap Ninik dengan senyuman terpatri di wajahnya.
Baca juga: Tradisi Sebaran Apem Yaa Qowiyyu Digelar, Warga Jatinom Klaten Ikut Sedekah
Dari sudut jalan, Cak Lis berbagi cerita tentang bagaimana uang-uang hasil donasi sedekah juga dimanfaatkan menjadi pemberdayaan bagi para relawannya, termasuk Topo dan Ninik.
Sepasang suami istri itu dapat mengembangkan dan memasarkan produk UMKM mereka berupa wedang uwuh berkat bantuan donasi dari SMJ.
Beberapa produk UMKM lain hasil pemberdayaan uang donasi SMJ di antaranya adalah ayam woku, bebek bakar, gurame bakar, dan srundeng paru.
“Harapannya ya ini bisa jadi wadah untuk orang-orang menyeimbangkan harta yang berlebih, seperti barang-barang bekas yang masih pantas pakai, bisa diberikan pada mereka yang membutuhkan,” tambah Cak Lis.
Di tengah krisis ekonomi, SMJ memberikan ruang bagi para warga untuk tidak hanya memberi dan mendonasikan rezeki, namun juga saling berbagi barang yang masih bisa dimanfaatkan.
Mewakili para relawan lainnya, Topo dan Ninik berharap kegiatan SMJ akan terus berjalan untuk menghadirkan ruang berbagi dan peduli terhadap sesama. (MG Shafira Puti Krisnintya)
| Merawat Warisan Piano Ki Hadjar Dewantara di Yogyakarta |
|
|---|
| Lebih dari Ekspedisi, JNE Gaungkan Toleransi Beragama Lewat Media Sosial |
|
|---|
| Kisah Pedagang Klithikan, dari Seniman ke Rongsok Mencari Makna Tanpa Ambisi |
|
|---|
| Ide Kreatif Petani Gunungkidul, Ciptakan 'Sawah Rosok' Sebagai Metode Tanam Padi dari Bahan Bekas |
|
|---|
| Nasib Pedagang di Pasar Klithikan Pakuncen yang Kian Sepi Pengunjung |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.