Ratusan Siswa Diduga Keracunan MBG, Operasional SPPG Planjan Gunungkidul Dihentikan Sementara
Penutupan SPPG ini dilakukan sebagai tindak lanjut atas kasus dugaan keracunan massal yang menimpa ratusan siswa usai mengonsumsi MBG
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Operasional dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kalurahan Planjan, Kapanewon Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, resmi ditutup sementara.
Penutupan ini dilakukan sebagai tindak lanjut atas kasus dugaan keracunan massal yang menimpa ratusan siswa usai mengonsumsi Makanan Bergizi (MBG) dari dapur tersebut.
Komandan Kodim 0730/Gunungkidul, Letkol Inf Roni Hermawan, mengonfirmasi bahwa penutupan dilakukan oleh Badan Gizi Nasional (BGN) pada Rabu (29/10/2025) kemarin.
Langkah ini diambil untuk mendukung proses investigasi dan menunggu hasil uji laboratorium terkait sumber penyebab dugaan keracunan.
"Sudah ditutup langsung oleh BGN, kemarin. Jadi, sudah tidak beroperasional sementara sambil menunggu investigasi, hasil lab, dan lainnya," ujarnya saat dikonfirmasi pada Kamis (30/10/2025).
Dia menuturkan dapur SPPG Planjan baru beroperasi sekitar satu setengah bulan.
Sebelum mulai beroperasi, pihaknya mengklaim sudah melakukan pendampingan sesuai prosedur dari BGN.
"Dari hasil monitoring memang ada beberapa catatan sebelumnya, seperti lokasi dapur yang berada di tepi jalan sehingga berpotensi terpapar debu serta adanya lalat di sekitar area masak. Koreksi tersebut, sudah disampaikan kepada pihak pengelola. Menjaga kebersihan dan higienitas dapur itu kan tanggung jawab mereka. Kami hanya mendampingi dan mengarahkan prosedur dari BGN, tetap pelaksanaannya ada di pihak dapur,” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 695 siswa di Kapanewon Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, mengalami gejala keracunan usai menyantap menu dari program makanan bergizi gratis (MBG).
Adapun ratusan siswa tersebut dari dua sekolah yakni SMP Negeri 1 Saptosari dan SMK Saptosari.
Baca juga: Kronologi Keracunan Massal Makan Bergizi Gratis Gunungkidul, Diduga dari Air Tercemar E. Coli
Keterangan Dinkes
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono, mengatakan ratusan murid mengalami gejala keracunan usai menyantap menu makan MBG yang disajikan oleh SPPG Planjan Saptosari, pada Selasa (28/10/2025) kemarin.
"Jadi, para siswa itu makannya itu kemarin. Kemudian, hari ini merasakan gejala keracunan mulai dari mual, pusing, hingga diare. Rata-rata itu diare," tuturnya saat door stop dengan media di Dapur SPPG Planjan, Ranu (29/10/2025).
Ia merinci dari total 695 siswa tersebut awalnya dilaporkan yang mengalami gejala keracunan sebanyak 476 siswa, kemudian menyusul sebanyak 186 siswa, dan terakhir ada 33 siswa.
Di mana, sebanyak 18 siswa dilarikan ke RS Saptosari dan 34 siswa dilarikan ke Puskemas Saptosari.
Sedangkan, sisanya sudah tertangani di rumah.
"Dan, terakhir ada satu siswa harus observasi di RS Saptosari. Tetapi ini masih berkembangnya dan masih dalam pemantauan petugas kami, tim gerak cepat untuk pendataan. Dan, kami imbau seandainya ada siswa yang mengalami gejala keracunan agar segera ke faskes terdekat," ucapnya.
Untuk mengetahui penyebab dugaan keracunan, pihaknya pun sudah mengambil sample makanan MBG yang disajikan ke para siswa tersebut.
Di antaranya, nasi, sayur, lauk, hingga air yang digunakan untuk memasak makanan.
"Semua samplenya sudah kami ambil untuk di uji di laboratorium," ucapnya.
Sementara itu, Kepala SMP Negeri 1 Saptosari, Emy Indarti, mengatakan dugaan keracunan itu diketahui setelah ratusan siswa mengeluh diare, mual, hingga pusing saat proses pembelajaran.
Kemudian, pihaknya langsung membawa para siswa ke Puskesmas terdekat.
"Jadi sekitar pukul 10.00 WIB, para siswa itu mengeluh sakit mual, pusing, sampai diare. Kemudian, kami membawa ke Puskemas ternyata penuh karena siswa SMK juga terkena gejala yang sama. Lalu, kami langsung membawa ke RS Saptosari agar mendapatkan penanganan segera," urainya.
Bupati Marah
Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke dapur SPPG Planjan, Kapanewon Saptosari, pada Rabu (29/10/2025).
Sidak ini dilakukan menyusul dugaan kasus keracunan yang menimpa ratusan siswa penerima program makan bergizi gratis (MBG) tersebut.
Dalam sidak itu, Bupati Endah menegaskan kemarahan sekaligus keprihatinannya atas insiden yang menyangkut keselamatan anak-anak.
“Saya marah, ini menyangkut keselamatan anak-anak kita. Kalau di lapangan terjadi sesuatu seperti ini, pemerintah daerah tidak akan tinggal diam,” ujarnya disela sidak tersebut.
Dirinya tidak menampik, program MBG merupakan program nasional Presiden yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab oleh pemerintah daerah karena berada di bawah regulasi tingkat nasional melalui peraturan presiden.
Namun, ia menekankan bahwa pelaksanaannya di lapangan harus disertai pengawasan dan kepatuhan penuh terhadap standar kebersihan serta keamanan pangan.
“Peraturan presiden itu aturan yang tinggi, dan kami akan menaati. Tetapi jika terjadi hal-hal seperti ini, kami harus tegas. Ini menjadi koreksi dan evaluasi bersama,” ujarnya.
Dirinya pun mengingatkan pentingnya dapur MBG di seluruh kabupaten memperbaiki manajemen dan memastikan proses pengolahan makanan dilakukan secara higienis.
Ia meminta seluruh kepala dapur dan juru masak agar bekerja dengan hati-hati dan penuh tanggung jawab.
“Masak itu harus pakai bounding, pakai perasaan. Kalau dalam hati ada rasa tidak layak, lebih baik jangan diberikan. Ini bukan sekadar memasak, tapi soal nyawa anak-anak,” katanya.
Dia menuturkan kasus dugaan keracunan MBG kali ini menjadi yang terbanyak selama pelaksanaan program tersebut.
Pihaknya pun menyebut kejadian keracunan seakan menjadi teror yang menakutkan bagi pihaknya lantaran di tengah kondisi fasilitas kesehatan yang tidak memadai.
"Ini sudah menakutkan dan ini menjadi teror bagi kami yang segala sesuatunya banyak keterbatasan. Kita tahu rumah sakit, ambulans, sumber daya medis masih sangat kurang. Jadi, ini harus menjadi cambuk bagi kepala dapur dan juru masak di dapur SPPG yang ada di Gunungkidul, agar kejadian ini tidak terulang lagi," ujarnya. (*)
| Dugaan Keracunan MBG di Gunungkidul, Dinkes DIY Bentuk Satgas dan Lakukan Audit SPPG |
|
|---|
| Kronologi Keracunan Massal Makan Bergizi Gratis Gunungkidul, Diduga dari Air Tercemar E. Coli |
|
|---|
| Siapa yang Akan Menyusul Eks Bupati Sleman Sri Purnomo ke Lapas Wirogunan? |
|
|---|
| Hasil Uji Lab Menu MBG Mlati Sleman: Makanan Mengandung Bakteri E-coli, Bikin Siswa Keracunan |
|
|---|
| Sidang Kasus Mafia Tanah di Bantul, Kuasa Hukum Mbah Tupon: Tuntutan Jaksa Terlalu Ringan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.