Cerita Perajin Mainan Anak Asal Bantul, Berhasil Bertahan di Tengah Gempuran Produk Impor
Siti berhasil bertahan dengan memproduksi dan menjual ratusan permainan edukasi di tengah gempuran produk permainan impor dari berbagai negara.
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Seorang warga Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, berhasil bertahan dengan memproduksi dan menjual ratusan permainan edukasi di tengah gempuran produk permainan impor dari berbagai negara.
Di tangan pemilik Yungki Edutoys, Siti Rachma Yuliati, setidaknya ada lebih dari 200 jenis permainan untuk edukasi anak yang diproduksinya di Jalan Ahmad Wahid Nomor 4, Ngentak, Kalurahan Baturetno, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul.
Perempuan berusia 61 tahun itupun mengaku tidak mudah untuk menjalankan bisnis tersebut.
Sebab, ia harus memikirkan setiap bentuk produksi permainan anak-anak yang aman dan berguna untuk belajar.
"Belum lagi saat ini banyak UMKM yang bermunculan dan produk permainan impor di pasaran, sehingga terdapat saing jual beli produk yang cukup ketat. Tapi, ya itu enggak apa-apa yang penting kualitas produksi permainan kita tetap dijaga dengan baik," ucapnya, Minggu (26/10/2025).
Tidak hanya itu, badai Covid-19 sempat membuat dunia industrinya terguncang.
Bahkan, dulu rata-rata omzet per tahun yang tadinya bisa sekitar Rp100 juta sampai Rp200 juta, setelah Covid-19 melanda kini omzetnya di bawah Rp100 juta per tahun.
Akan tetapi, ia tetap tekun memperkenalkan produk tersebut di pasar online maupun offline.
"Saat ini, pemasaran kami banyak di online. Dan pengirimannya bisa ke seluruh Indonesia. Karena, saya sadar ada sekitar 13 karyawan yang membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jadi, bagaimana pun, kami harus berkembang dan bertahan dengan usaha yang ada," ujarnya.
Adapun ide usaha itu telah berjalan sejak tahun 2010.
Sebelumnya, ia sering membantu ibunya yang bekerja sebagai guru TK.
Saat mengajar, ibunda dari Siti sering menggunakan alat praga agar berkesan dan mudah dipahami oleh anak-anak.
Setelah menikah, ia mulai memberanikan diri dan meminta izin ke suami untuk memulai bisnis membuat permainan yang dapat memberikan edukasi kepada anak.
Apalagi, permainan yang memiliki sisi edukasi dapat meningkatkan kemampuan saraf motorik anak, sehingga dapat mudah mendukung perkembangan fisik dan kognitif anak.
"Di tempat kami ada lebih dari 200 bentuk permainan untuk edukasi anak. Salah satunya yakni puzzle metamorfosis," tutur Siti.
| Viral Warung Bakso Babi di Bantul, Ternyata Sudah Puluhan Tahun Tidak Dipasang Informasi NonHalal |
|
|---|
| Viral Ranting Pohon di Acara Festival Lampion Terbang Jogja Terbakar, Dinas Pariwisata Buka Suara |
|
|---|
| Kasus Warung Bakso Babi di Ngestiharjo Bantul, Pemda DIY Sebut Pentingnya Label Halal dan Nonhalal |
|
|---|
| DKUKMPP Bantul Tunggu Arahan Bupati Terkait Pembenahan Kios Pasar Seni Gabusan yang Terbakar |
|
|---|
| Dinas Pariwisata Bantul Buka Suara soal Insiden Lampion Berjatuhan di Kawasan Pantai Gua Cemara |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.