Musim Pancaroba, Damkar Gunungkidul: Waspada Hewan Berbahaya
Ia menambahkan, musim pancaroba juga menjadi waktu di mana hewan-hewan liar lebih agresif karena kondisi lingkungan yang berubah.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
Laporan Reporter Tribun Jogja Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM , GUNUNGKIDUL - Damkar Kabupaten Gunungkidul mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap kemunculan hewan liar dan berbahaya selama masa peralihan musim atau pancaroba. Peningkatan aktivitas hewan seperti ular, kalajengking, dan biawak mulai terpantau dalam beberapa pekan terakhir.
UPT Damkar Gunungkidul Ngadiyono mengatakan, sejak awal Oktober pihaknya telah menerima sejumlah laporan penangkapan ular di sekitar permukiman warga. Beberapa di antaranya ditemukan di dalam rumah dan kandang ternak.
“Cuaca yang tidak menentu, dari panas ke hujan, membuat hewan-hewan keluar dari habitatnya untuk mencari tempat hangat dan kering,” ujarnya, Selasa (21/10/2025).
Menurutnya, laporan terbanyak berasal dari wilayah Kapanewon Wonosari, Playen, dan Semin. Jenis ular yang ditemukan pun bervariasi, mulai dari ular sanca hingga kobra berbisa. Tim Damkar terus menyiagakan personel di setiap sektor untuk merespons cepat laporan warga.
“Kami minta masyarakat tidak panik dan segera melapor bila menemukan hewan berbahaya, jangan ditangani sendiri,” katanya.
Ia menambahkan, musim pancaroba juga menjadi waktu di mana hewan-hewan liar lebih agresif karena kondisi lingkungan yang berubah. Selain ular, petugas juga kerap menangani laporan munculnya biawak besar di saluran air dan halaman rumah warga.
“Kami juga melakukan sosialisasi pencegahan, terutama di wilayah padat penduduk dan dekat lahan kosong,” tambahnya.
Pihaknya pun mengimbau warga untuk menjaga kebersihan lingkungan, memangkas semak atau rumput tinggi di sekitar rumah, serta memastikan saluran air tidak menjadi tempat persembunyian hewan liar. Tempat penyimpanan barang seperti gudang atau tumpukan kayu sebaiknya sering diperiksa, terutama saat musim hujan mulai tiba.
“Musim pancaroba ini butuh kewaspadaan ekstra. Dengan lingkungan bersih dan respon cepat, risiko gangguan akibat hewan liar bisa diminimalkan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Ismono menambahkan masyarakat juga perlu waspada terhadap risiko gigitan hewan yang bisa menyebabkan infeksi atau reaksi berbahaya.
“Gigitan ular atau serangga tertentu bisa berakibat serius bila tidak segera ditangani secara medis. Kami imbau masyarakat jika terkena gigitan hewan yang berbisa untuk segera ke faskes terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut,” pungkasnya (ndg)
| Tiga Orang Meninggal dalam Kecelakaan Maut Motor vs Truk Molen di Rongkop Gunungkidul |
|
|---|
| Kasus HIV AIDS di Gunungkidul Masih Tinggi, Dinkes Perkuat Pencegahan Lewat Terapi ARV |
|
|---|
| Ada Penyesuaian LP2B, Pemkab Gunungkidul Masih Tunggu Persetujuan RTRW dari Kementerian ATR/BPN |
|
|---|
| Musim Keong Macan, Hasil Tangkapan Nelayan di Gunungkidul Bisa Capai 3 Ton per Hari |
|
|---|
| Masuk Musim Hujan, Permintaan Pemangkasan Pohon di Gunungkidul Meningkat |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.