Siswa SD Meninggal saat Outbond

DPRD Gunungkidul Minta Sekolah Bertanggung Jawab atas Insiden Outbound yang Tewaskan Siswa SD

Wakil Ketua Komisi C DPRD Gunungkidul, Supriyadi menegaskan sekolah harus bertanggung jawab atas meninggalnya siswa kelas dua SDN Kamal.

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting
RUMAH DUKA - Suasana rumah duka siswa SD yang meninggal saat outbond sekolah, di padukuhan Kamal, Kalurahan Wunung, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul.yang didatangi pelayat, pada Kamis (16/10/2025) 

Sebelumnya diberitakan, Suasana duka menyelimuti kediaman pasangan Supriyadi dan Dewi Cahya di Padukuhan Kamal, Kalurahan Wunung, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul.

Isak tangis sang ibu tak henti terdengar ketika menyambut kedatangan para pelayat yang datang silih berganti untuk memberikan doa dan penguatan. 

Di rumah sederhana itu, kepergian GS—putra pertama mereka yang masih duduk di bangku kelas 2 SD—meninggalkan luka mendalam setelah ia meninggal dunia akibat tenggelam di Sungai Kamal saat kegiatan outbound Pramuka dari sekolahnya.

Ayah korban, Supriyadi mengatakan kegiatan outbound Pramuka itu digelar oleh pihak sekolah di Sungai Kamal, pada Rabu (15/10/2025), siang hari.

Dirinya pun tidak mengetahui kalau ada kegiatan outbound Pramuka di dekat sungai yang digelar oleh pihak sekolah.

"Saya tahu- nya, pagi itu anak berangkat sekolah biasa saja, tidak ada cerita kalau kegiatan outbound apalagi di dekat sungai," tuturnya di rumah duka, pada Kamis (16/10/2025).

Dirinya baru mengetahui setelah mendapatkan kabar pada sore hari ketika korban tidak kunjung pulang ke rumah. 

"Karena, saat itu saya masih kerja. Dapat telpon, kalau anak saya tidak pulang padahal sudah sore hari," terangnya.

Kemudian, dirinya dan warga pun langsung menyusuri Sungai Kamal yang menjadi lokasi terakhir korban berada. Kemudian, pada Rabu (15/10/2025) sekitar pukul 20.00 WIB, korban ditemukan tenggelam dalam kondisi tidak bernyawa.

Atas kejadian ini, dirinya sangat menyesalkan sikap pihak sekolah yang tidak memberitahukan terlebih dahulu kepada orang tua adanya aktivitas outbound di sekitar sungai tersebut.

"Kalau dari awal dikasih tahu, pasti tidak akan saya izinkan karena anak saya itu tidak bisa berenang. Apalagi anak seusia itu rasa ingin tahunya sangat tinggi," ucapnya sambil menahan tangis.

Sementara itu, Ibu korban, Dewi Cahya terlihat sangat terpukul atas kejadian ini. Bahkan, dirinya sempat menjerit histeris saat perwakilan dari sekolah mendatangi rumah duka.

Sementara itu, pihak sekolah enggan memberikan statemen atas kejadian yang mengakibatkan siswanya kehilangan nyawa tersebut (ndg)

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved