Siswa SD Meninggal saat Outbond
DPRD Gunungkidul Minta Sekolah Bertanggung Jawab atas Insiden Outbound yang Tewaskan Siswa SD
Wakil Ketua Komisi C DPRD Gunungkidul, Supriyadi menegaskan sekolah harus bertanggung jawab atas meninggalnya siswa kelas dua SDN Kamal.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
Laporan Reporter Tribun Jogja Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - DPRD Kabupaten Gunungkidul buka suara soal meninggalnya siswa kelas dua SDN Kamal, Kalurahan Wunung, Kapanewon Wonosari, saat mengikuti kegiatan outbound Pramuka di sekolahnya.
Wakil Ketua Komisi C DPRD Gunungkidul, Supriyadi menegaskan bahwa pihak sekolah harus bertanggung jawab penuh atas meninggalnya siswa kelas dua SDN Kamal.
Ia menilai, insiden tersebut merupakan bentuk kelalaian karena kurangnya perencanaan dan pengawasan yang matang dari pihak penyelenggara kegiatan, terlebih kegiatan luar sekolah yang melibatkan siswa usia dini.
“Yang pertama itu pendampingan. Yang kedua dari sisi keamanan dan kenyamanan harusnya sudah diperhitungkan. Jangan asal melakukan outbound tetapi tidak mempertimbangkan dari sisi keamanan. Sebab kemampuan siswa itu berbeda sehingga kegiatan-kegiatan yang justru cenderung menimbulkan dampak bahaya itu harus dicegah,” terangnya saat dikonfirmasi pada Kamis (16/10/2025).
Dia menilai ada unsur kurang kehati-hatian dari pihak sekolah maupun penyelenggara kegiatan. Padahal, kegiatan ekstrakurikuler tidak selalu harus berbentuk outbound yang memiliki potensi risiko tinggi.
“Sebetulnya masih banyak bentuk kegiatan lain yang bisa dilakukan tanpa harus mengorbankan keselamatan anak,” ujarnya.
Supriyadi pun mendesak adanya sanksi tegas dari pemerintah daerah maupun aparat penegak hukum agar kejadian serupa tidak terulang.
“Sekolah harus bertanggung jawab, mereka itu pihak penyelenggara. Kalau mau mengadakan kegiatan ekstrakurikuler silakan, tetapi kalau ada potensi kecelakaan sekecil apapun harus dihindari,” kata dia.
Ia juga mempertanyakan koordinasi antara pihak sekolah dengan Dinas Pendidikan sebelum kegiatan berlangsung.
Menurutnya, setiap kegiatan luar sekolah seharusnya mendapatkan izin resmi dan melalui evaluasi risiko terlebih dulu.
“Saya juga pertanyakan itu koordinasi dengan dinas pendidikan seperti apa. Karena kan seharusnya kegiatan seperti itu harus ada izin dari dinas. Dan izin itu seharusnya hanya dikeluarkan ketika tidak ada potensi kecelakaan sekecil apapun,” tegasnya.
Supriyadi menambahkan, kejadian ini harus menjadi perhatian serius semua pihak, termasuk pemerintah daerah.
Ia meminta Bupati Gunungkidul turun tangan mengevaluasi sistem pengawasan kegiatan sekolah.
“Semua pihak terkait harus bertanggung jawab. Ini harus menjadi perhatian serius, termasuk juga dinas dan bupati. Bupati harus bisa menegur dinas,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Suasana duka menyelimuti kediaman pasangan Supriyadi dan Dewi Cahya di Padukuhan Kamal, Kalurahan Wunung, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul.
Isak tangis sang ibu tak henti terdengar ketika menyambut kedatangan para pelayat yang datang silih berganti untuk memberikan doa dan penguatan.
Di rumah sederhana itu, kepergian GS—putra pertama mereka yang masih duduk di bangku kelas 2 SD—meninggalkan luka mendalam setelah ia meninggal dunia akibat tenggelam di Sungai Kamal saat kegiatan outbound Pramuka dari sekolahnya.
Ayah korban, Supriyadi mengatakan kegiatan outbound Pramuka itu digelar oleh pihak sekolah di Sungai Kamal, pada Rabu (15/10/2025), siang hari.
Dirinya pun tidak mengetahui kalau ada kegiatan outbound Pramuka di dekat sungai yang digelar oleh pihak sekolah.
"Saya tahu- nya, pagi itu anak berangkat sekolah biasa saja, tidak ada cerita kalau kegiatan outbound apalagi di dekat sungai," tuturnya di rumah duka, pada Kamis (16/10/2025).
Dirinya baru mengetahui setelah mendapatkan kabar pada sore hari ketika korban tidak kunjung pulang ke rumah.
"Karena, saat itu saya masih kerja. Dapat telpon, kalau anak saya tidak pulang padahal sudah sore hari," terangnya.
Kemudian, dirinya dan warga pun langsung menyusuri Sungai Kamal yang menjadi lokasi terakhir korban berada. Kemudian, pada Rabu (15/10/2025) sekitar pukul 20.00 WIB, korban ditemukan tenggelam dalam kondisi tidak bernyawa.
Atas kejadian ini, dirinya sangat menyesalkan sikap pihak sekolah yang tidak memberitahukan terlebih dahulu kepada orang tua adanya aktivitas outbound di sekitar sungai tersebut.
"Kalau dari awal dikasih tahu, pasti tidak akan saya izinkan karena anak saya itu tidak bisa berenang. Apalagi anak seusia itu rasa ingin tahunya sangat tinggi," ucapnya sambil menahan tangis.
Sementara itu, Ibu korban, Dewi Cahya terlihat sangat terpukul atas kejadian ini. Bahkan, dirinya sempat menjerit histeris saat perwakilan dari sekolah mendatangi rumah duka.
Sementara itu, pihak sekolah enggan memberikan statemen atas kejadian yang mengakibatkan siswanya kehilangan nyawa tersebut (ndg)
| Insiden Siswa SD Meninggal Dunia saat Pramuka Sekolah, Ini Kata Disdik Gunungkidul |
|
|---|
| Polisi Lakukan Penyelidikan Kasus Meninggalnya Siswa SD di Gunungkidul Saat Outbond Pramuka Sekolah |
|
|---|
| JPW Desak Polisi Selidiki Unsur Kelalaian dalam Kasus Siswa SD di Gunungkidul Tewas saat Outbound |
|
|---|
| Kronologi Siswa SD di Gunungkidul Tenggelam saat Outbound Pramuka Sekolah, Begini Kata Polisi |
|
|---|
| GKR Hayu Sampaikan Duka Cita, 1 Siswa SD Meninggal saat Outbound Pramuka di Sungai Kamal Gunungkidul |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/Rumah-duka-Siswa-SD-di-Gunungkidul-meninggal.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.