Mayoritas UMKM Gunungkidul Masih Bertahan di Level Mikro, Ini Penyebabnya 

Dari total sekitar 21 ribu UMKM, baru sekitar 2.000 pelaku usaha yang berhasil naik kelas ke kategori kecil.

TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Gunungkidul 

Jejaring yang kuat bisa membuka akses permodalan, sementara pemanfaatan teknologi akan memperluas pasar. 

“Kalau tiga hal ini bisa diperkuat, kami yakin jumlah UMKM yang naik kelas akan meningkat lebih signifikan,” ucapnya.
 
Dia mengatakan sebagai upaya menghadapi kendala tersebut, pemerintah mendorong pembentukan Forum UMKM tingkat kabupaten yang diharapkan mampu memperkuat jejaring antar pelaku usaha sekaligus menghapus sekat antara mikro dan kecil.

Melalui forum tersebut, diharapkan muncul kerja sama nyata, mulai dari pemenuhan pesanan bersama hingga promosi produk lokal secara kolektif.

Supartono menerangkan, forum ini juga akan digerakkan melalui program Inspirasi (Inovasi Perlindungan dan Pemberdayaan Usaha Mikro Berdaya Saing Menuju Naik Kelas).

Program tersebut diarahkan untuk meningkatkan daya saing dan memperluas pasar UMKM, meskipun ia menegaskan keberhasilan tetap bergantung pada kesiapan para pelaku usaha sendiri.

“Forum hanyalah wadah. Yang lebih penting adalah kemauan pelaku UMKM untuk membuka diri, berkolaborasi, dan beradaptasi dengan tantangan zaman,” tuturnya.

Dia menambahkan, pihaknya berkomitmen untuk terus memberi ruang bagi UMKM agar lebih berdaya.

Mulai dari fasilitasi pelatihan, pameran produk, hingga pembentukan forum usaha bersama yang bisa menjadi sarana tukar informasi antar pelaku. 

“Langkah-langkah ini kami arahkan agar UMKM tidak hanya bertahan, tapi benar-benar tumbuh,” katanya.

Menurutnya, dengan jumlah pelaku usaha yang besar, Gunungkidul sebenarnya memiliki potensi ekonomi yang cukup kuat.

Namun potensi itu tidak akan berarti jika hanya berhenti di level mikro. 

“Target ke depan adalah semakin banyak UMKM yang naik kelas, sehingga kontribusinya terhadap kesejahteraan masyarakat juga semakin nyata," ucapnya.

Sementara itu, Sekretaris Komisi B DPRD Gunungkidul, Lasarus Arintoko menyampaikan bahwa rendahnya jumlah UMKM yang naik kelas harus menjadi evaluasi serius bagi pemerintah daerah.

Menurutnya, meski sudah ada berbagai program, nyatanya sebagian besar pelaku usaha masih bertahan di level mikro.

“Artinya ada yang belum tepat sasaran. Pemerintah perlu mengkaji ulang efektivitas program yang dijalankan, agar benar-benar menyentuh kebutuhan riil pelaku UMKM di lapangan,” ujarnya.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved