Gunung Merapi Muntahkan Awan Panas Guguran, Lima Dusun di Sleman Dilanda Hujan Abu 

Lima dusun di dua Kapanewon di Sleman, yakni Pakem dan Turi, dilanda hujan abu akibat aktivitas vulkanik Gunung Merapi

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Dok.Istimewa
AWAN PANAS GUGURAN - Hujan abu melanda sejumlah wilayah di Sleman bagian utara yang disebabkan aktvitas vulkanik Gunung Merapi, Kamis (2/10/2025) 

Menurutnya, aktivitas Gunung Merapi saat ini memang masih cukup tinggi. 

"Statusnya tetap berada di level SIAGA atau Level III," katanya. 

Berdasarkan data visual, dari kamera pengamatan di Stasiun Ngepos dan Babadan 2 menunjukkan ada sedikit perubahan pada kubah lava barat daya yang disebabkan oleh rentetan aktivitas guguran lava.

Sedangkan analisis foto udara pada tanggal 25 Agustus 2025, volume kubah lava barat daya tercatat sebesar 4.179.900 meter kubik.

Sementara kubah tengah mencapai 2.368.800 meter kubik.

Baca juga: Gunung Merapi Kembali Muntahkan Awan Panas Guguran

Aktivitas masih didominasi dari kubah lava barat daya. Kubah tengah terpantau masih relatif stabil tanpa perubahan morfologi yang signifikan. 

Kemudian dari hasil pemantauan deformasi menggunakan EDM dan GPS, tidak terdeteksi adanya perubahan signifikan.

Panjang jarak pengukuran di sektor barat laut masih relatif stabil.

BPPTKG mencatat, selama periode pengamatan terakhir, aktivitas kegempaan lebih tinggi dibandingkan minggu sebelumnya.

Tercatat ada 81 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 644 gempa Fase Banyak (MP) dan 520 gempa Guguran (RF) serta 9 gempa Tektonik (TT). Intensitas kegempaan ini menunjukkan suplai magma ke tubuh gunung masih berlangsung. 

"Ini dapat memicu terjadinya guguran lava maupun awan panas di dalam daerah potensi bahaya," ujarnya.

Potensi bahaya saat ini masih berupa guguran lava dan awan panas.

Utamanya pada sektor selatan dan barat daya, meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.

Selain itu, potensi bahaya juga mengancam sektor tenggara yang di antaranya mengarah ke Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol sejauh maksimal 5 kilometer.

Ada pula lontaran material vulkanik radius 3 kilometer apabila terjadi letusan eksplosif.

"Kami mengimbau warga agar tidak melakukan aktivitas di daerah potensi bahaya dan selalu mengikuti informasi resmi dari BPPTKG maupun Badan Geologi. Jangan mudah terpengaruh informasi yang tidak jelas sumbernya," imbaunya.(*) 

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved