Petani Tadah Hujan di Gunungkidul Mulai Olah Lahan, Dinas Pertanian Ingatkan Pola Tanam

Awal musim penghujan diprediksi mulai Oktober ini, sehingga petani tadah hujan sudah bersiap mengolah lahan.

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
Istimewa
Petani tadah hujan di Gunungkidul mulai olah lahan, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJOGJA.COM – Sejumlah petani tadah hujan di Kabupaten Gunungkidul mulai menyiapkan lahan untuk ditanami menyambut awal musim penghujan yang diperkirakan terjadi pada  awal Oktober 2025 ini.

Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul , Raharjo Yuwono mengatakan, petani yang sudah  mulai olah lahan persiapan musim tanam sebagian besar di daerah Selatan, seperti Rongkop, Girisubo, Tepus, Tanjungsari, Giripanggang, dan Tepus.

“Awal musim penghujan diprediksi mulai Oktober ini, sehingga petani tadah hujan sudah bersiap mengolah lahan. Kami mengimbau agar mereka menanam varietas yang sesuai dengan kondisi lahan dan curah hujan, supaya hasil pertanian lebih optimal,” ujarnya, Rabu (1/10/2025).

Ia menambahkan, Dinas Pertanian juga telah menyiapkan  bantuan benih bagi kelompok tani yang membutuhkan. Selain itu, penyuluh pertanian lapangan (PPL) di setiap kapanewon dikerahkan untuk mendampingi petani dalam menentukan waktu tanam yang tepat.

“Pendampingan terus kami lakukan agar petani tidak salah langkah. Misalnya ada yang menanam lebih awal tanpa memperhitungkan curah hujan, risikonya bisa gagal panen. Jadi lebih baik menyesuaikan dengan arahan cuaca yang ada,” lanjutnya.

Menurutnya, luas lahan tadah hujan di Gunungkidul mencapai 21 ribu hektare yang tersebar di hampir seluruh kapanewon. Potensi ini sangat besar jika dikelola dengan baik, sehingga DPP menekankan pentingnya pengolahan lahan secara benar, mulai dari pembersihan gulma, pencangkulan, hingga pengolahan tanah agar siap menerima air hujan pertama.

“Kami mendorong petani fokus pada pengolahan lahan tadah hujan dengan memperhatikan kondisi tanah. Lahan yang diolah dengan baik sejak awal akan lebih siap untuk ditanami dan mendukung pertumbuhan tanaman secara maksimal,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi menambahkan 
petani memulai persiapan masa tanam pertama di musim hujan. Persiapan ini dilakukan untuk memudahkan pada saat penanaman.

 “Memang butuh persiapan dengan mengolah tanah agar siap untuk ditanami. Apalagi tahun ini musim hujan datang lebih cepat," katanya.

Menurutnya, sejauh ini tidak ada masalah terkait dengan musim tanam kali ini, termasuk stok  pupuk  di gudang milik distributor masih mencukupi. Dia pun menyarankan petani yang telah memiliki modal agar menebus lebih awal guna menghindari antrean pada saat masa tanam tiba.

Sebab serapan pupuk masih tergolong rendah hingga September 2025 , realisasi penyaluran pupuk bersubsidi sampai dengan Juni 2025 untuk urea sebanyak 1.596,768 ton dari 19.317 ton atau sebesar 8,27 persen , NPK sebanyak 1.964,242 ton dari 17.251 ton atau sebesar 11,39 persen, dan NPK Formula Khusus sebanyak 0 ton dari 18 ton atau sebesar 0 persen.

“Maka dorong agar petani menembus pupuk subsidinya. Pengambilan menggunakan kartu tani. Kalau belum punya, asal sudah masuk ke daftar Rencana Kebutuhan Definitif Kelompok (RDKK), maka tetap bisa dilayani,” katanya (ndg)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved