Makan Bergizi Gratis
Kasus Keracunan MBG Gunungkidul, Hasil Lab Ungkap Bakteri E.Coli hingga Staphylococcus
Dinkes Kabupaten Gunungkidul mengungkap hasil uji laboratorium atas kasus dugaan keracunan makanan dari program makanan bergizi gratis
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Iwan Al Khasni
Laporan Reporter Tribun Jogja Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul mengungkap hasil uji laboratorium atas kasus dugaan keracunan makanan dari program makanan bergizi gratis (MBG) yang terjadi di MTs Negeri di Kapanewon Wonosari, beberapa waktu lalu.
Hasil tersebut diperoleh dari pengujian sampel makanan oleh Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi (BLKK) Yogyakarta.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono mengatakan sejumlah bakteri patogen ditemukan dalam sampel makanan sisa dan muntahan siswa yang menjadi korban.
"Kami telah menerima hasil uji dari BLKK, dan beberapa jenis bakteri ditemukan dalam sampel yang dianalisis, baik dari makanan siswa maupun dari dapur penyedia makanan," ungkap Ismono, pada Jumat (26/9/2025).
Dia menuturkan dalam uji laboratorium terhadap sisa makanan dan muntahan siswa, ditemukan tiga jenis mikroorganisme penyebab keracunan, yakni
bakteri Klebsiella pneumoniae yang ditemukan pada nasi, telur saus mentega, brokoli, wortel rebus, semangka, dan muntahan siswa.
Gejala yang ditimbulkan berupa demam, pusing, dan mual. Bakteri ini kemungkinan masuk melalui bahan makanan yang belum dicuci bersih atau air yang terkontaminasi.
Kemudian, bakteri Staphylococcus aureus yang ditemukan pada semangka dan muntahan.
Bakteri ini mengakibatkan gejala termasuk mual, muntah, sakit perut, diare, dan keletihan. Kontaminasi terjadi akibat penanganan makanan yang tidak higienis.
"Serta, Kapang/Khamir yang juga ditemukan pada muntahan siswa. Mikroorganisme ini bisa menyebabkan mual, muntah, dan diare, yang diduga muncul akibat penyimpanan makanan yang tidak tepat, sehingga memungkinkan tumbuhnya jamur," tuturnya.
• Kepala Disdik Gunungkidul Menolak Keras Surat Perjanjian SPPG-Sekolah Rahasiakan Keracunan MBG
Sedangkan, hasil uji laboratorium yang dilakukan terhadap sampel makanan dari pihak penyedia makanan program MBG, yakni Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), ditemukan beberapa bakteri penyebab keracunan.
Di antaranya, bakteri Bacillus cereus yang ditemukan pada nasi dan tempe krispi.
Bakteri ini bisa menyebabkan mual, muntah, dan terkadang diare. Biasanya tumbuh pada makanan seperti nasi, daging, dan sayuran yang tidak disimpan atau diolah dengan benar.
Lalu, bakteri Staphylococcus aureus yang juga ditemukan pada tempe krispi yang menyebabkan gejala serupa seperti yang ditemukan pada siswa, yakni mual, muntah, dan diare.
"Serta, bakteri Escherichia coli (E. coli) patogenik yang ditemukan pada nasi. Gejala meliputi mual, diare, demam, dan kram perut. Kontaminasi bisa terjadi karena proses pencucian yang tidak bersih atau tingkat kematangan makanan yang kurang sempurna," terangnya.
Poin Pernyataan Program MBG di Brebes Jadi Sorotan, Ada Tak Menuntut Jika Keracunan |
![]() |
---|
Kasus Siswa SMP di Sleman Keracunan Makan Bergizi Gratis |
![]() |
---|
Kok Ada Belatung Gerak-gerak di Lauk Menu Makan Bergizi Gratis di Magelang |
![]() |
---|
Mekanisme Makan Bergizi Gratis Saat Libur Sekolah, Penjelasan Kepala Badan Gizi Nasional |
![]() |
---|
Program Makan Bergizi Gratis Perdana di Klaten, Siswa: Uang Saku Ditabung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.