ISEI Rumuskan 5 Pilar Utama Arah Program Kerja Tahun 2024-2027
Ketua Umum Pengurus Pusat ISEI, Perry Warjiyo, mengatakan kelima pilar tersebut merupakan respons konkret terhadap lanskap ekonomi global
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) merumuskan lima pilar utama sebagai arah program kerja ISEI tahun 2024-2027.
Kelima pilar tersebut meliputi stabilisasi ekonomi dan keuangan, hilirisasi dan industrialisasi, ketahanan pangan, transformasi digital, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Ketua Umum Pengurus Pusat ISEI, Perry Warjiyo, mengatakan kelima pilar tersebut merupakan respons konkret terhadap lanskap ekonomi global yang semakin kompleks.
Hal ini juga menjadi upaya ISEI untuk lebih mensinergikan implementasi strategi pembangunan nasional dalam kerangka Program Asta Cita yang diusung pemerintah.
“Kontribusi pemikiran ISEI kepada pemerintah dan masyarakat diwujudkan dalam dokumen Kajian Kebijakan Publik (KKP) volume 6.0, yang mengupas pentingnya transformasi ekonomi untuk mendorong pertumbuhan yang inklusif, merata, efisien, dan berkelanjutan,” katanya melalui keterangan tertulis.
Pada kesempatan tersebut, ISEI menekankan pentingnya strategi hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah dan memperkuat struktur ekonomi.
Namun, hilirisasi harus diarahkan agar lebih inklusif, terutama di sektor mineral dan pertanian, melalui model hilirisasi pangan end-to-end.
Di sisi lain, ekonomi dan keuangan digital dipandang sebagai sumber pertumbuhan baru.
Digitalisasi berpotensi menjadi mesin utama pertumbuhan berkelanjutan karena mampu memperluas inklusivitas, meningkatkan efisiensi, dan mendorong produktivitas, yang krusial untuk menghindari middle income trap.
Selain itu, pembiayaan memegang peran penting, baik melalui perluasan peran lembaga pembiayaan di sektor perumahan, maupun pendekatan adaptif dan terdiversifikasi untuk UMKM.
Sementara itu, sektor perumahan diposisikan sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan permintaan domestik.
“Tujuan akhir pembangunan adalah kesejahteraan rakyat, bukan sekadar pertumbuhan angka-angka makroekonomi,” ujarnya.
Kolaborasi antara akademisi, pelaku bisnis, dan pemerintah menjadi penting, sehingga mampu mewujudkan ekonomi yang tangguh, mandiri, dan sejahtera.
Dalam kajiannya, ISEI menyoroti bahwa Indonesia perlu mencapai pertumbuhan 6-7 persen per tahun hingga 2045 untuk mencapai status negara berpendapatan tinggi.
Catatan Nol Insiden Jadi Tolok Ukur Baru Keamanan Exchange Kripto |
![]() |
---|
OJK Dorong BPD Bertransformasi untuk Meningkatkan Daya Saing |
![]() |
---|
BI Implementasikan QRIS TAP Sektor Transportasi di DIY dan QRIS Jelajah Indonesia |
![]() |
---|
Penurunan BI Rate Diharapkan Mampu Mendongkrak Investasi |
![]() |
---|
Ekonomi Lesu, Penjualan Mobil Honda di Jateng-DIY Turun 33 Persen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.