Gumregah Merti Uwuh, Pedagang Malioboro Berlomba Menyisir Sampah di Jantung Pariwisata Jogja
Gumregah Merti Uwuh sendiri diinisiasi oleh Dinas Koperasi dan UKM DI Yogyakarta, untuk memperingati momen HUT ke-80 Republik Indonesia
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ratusan pedagang tampak berkumpul dan berkerumun di kawasan pedestrian Malioboro, Kota Yogyakarta, Jumat (22/8/2025) pagi.
Keberadaan mereka di pedestrian tentu bukan untuk melakukan aktivitas jual beli, karena sudah dilarang oleh Pemda DIY, maupun Pemkot Yogyakarta.
Ya, kerumunan pedagang yang sehari-hari menjajakan ragam komoditas di Teras Malioboro itu, dalam rangka mengikuti agenda Gumregah Merti Uwuh.
Pedagang pun dibagi ke dalam beberapa kelompok, menenteng trash bag besar, dan berlomba-lomba memungut sampah di kawasan pedestrian.
Hadiah uang pembinaan disiapkan untuk kelompok pedagang yang mampu mengumpulkan sampah terbanyak, selaras hasil penimbangan selepas penyisiran.
Gumregah Merti Uwuh sendiri diinisiasi oleh Dinas Koperasi dan UKM DI Yogyakarta, untuk memperingati momen HUT ke-80 Republik Indonesia.
Istilah Merti Uwuh dalam Bahasa Jawa mengandung makna yang sangat mendalam, yakni merti berarti merawat, sedangkan uwuh ialah sampah atau limbah.
Baca juga: Disdikpora DIY Perketat Pengawasan Program MBG setelah Kasus Keracunan Massal
Maka, tidak sekadar aksi bersih-bersih, kegiatan ini jadi simbol dari kesadaran kolektif dan semangat sosial-ekologis yang tumbuh di jantung pariwisata.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Srie Nurkyatsiwi, mengatakan, Gumregah Merti Uwuh adalah gerakan sadar, aktif, dan komunal merawat lingkungan.
Bukan hanya secara fisik, tetapi juga sebagai bentuk pembangunan mental dan karakter masyarakat, terutama pedagang di kawasan Malioboro.
"Fokus utamanya adalah membersihkan area pedestrian Malioboro dari berbagai jenis sampah, terutama plastik dan sisa makanan," ujarnya.
Antusiasme para pedagang dalam menyisir kawasan pedestrian Malioboro terbukti dengan ratusan kilogram sampah yang berhasil dikumpulkan.
Selain bersih-bersih, rangkaian Gumregah Merti Uwuh juga dikemas dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat interaktif, komunikatif, serta edukatif.
"Antara lain, dengan olahraga ringan bersama, workshop pemilahan sampah, dan edukasi singkat seputar nilai ekonomi yang bisa dihasilkan dari sampah," ungkapnya.
Ia berharap, kegiatan tersebut bisa membuka wawasan publik, bahwa kawasan Malioboro harus dijaga tidak hanya fisiknya, tetapi juga nilainya sebagai ruang ekonomi.
Libur HUT ke-80 RI, Okupansi Hotel di Malioboro Jogja dan Sekitarnya Berkisar 40-60 Persen |
![]() |
---|
Info Agenda Jogja Akhir Pekan Ini Minggu 17 Agustus 2025, Ada Jogja Fashion Carnival 2025 |
![]() |
---|
Atap Jogja Library Center Malioboro Bocor, DPAD DIY Ungkap Kondisi Kerusakan Koleksi |
![]() |
---|
Ide Wali Kota Yogyakarta untuk Tertibkan Pengamen di Kawasan Malioboro |
![]() |
---|
Wali Kota Yogya Wacanakan 'Basic Salary' untuk Pengamen Malioboro, Ini Penjelasannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.