Becak, Andong dan Onthel Warnai Kampanye Ramah Lingkungan di Malioboro
Kampanye ini menjadi bagian dari upaya menjaga kawasan Sumbu Filosofi yang telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan dunia.
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kayuhan pedal dan denting lonceng sepeda onthel menyemarakkan Malioboro di siang hari.
Warga dan wisatawan menyaksikan iring-iringan becak listrik, sepeda onthel, dan andong yang mengampanyekan gaya hidup ramah lingkungan sekaligus menjaga kelestarian warisan dunia Sumbu Filosofi.
Sebanyak 25 becak kayuh bertenaga alternatif listrik, 25 sepeda onthel, dan 20 andong ikut dalam kampanye bertajuk Naik Becak, Andong, dan Sepeda Onthel yang digelar Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (9/9/2025) kemarin.
Rute dimulai dari Halaman Gedung DPRD DIY, melewati Jl Malioboro – Titik 0 Km – Jl Mataram – Hotel Melia Purosani, hingga berakhir di Halaman Pendopo Wiyoto Projo, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta.
Kampanye ini menjadi bagian dari upaya menjaga kawasan Sumbu Filosofi yang telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan dunia.
Dari lima faktor ancaman yang mengintai, salah satunya adalah tekanan lingkungan berupa polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor.
Dipimpin Kepala Dinas Perhubungan DIY, Chrestina Erni Widyastuti, parade ini juga dihadiri Kepala Dinas Pariwisata DIY, Imam Pratanadi, serta Kepala Balai Pengelolaan Kawasan Sumbu Filosofis (BPKSF), Aryanto Hendro Suprantoro.
Baca juga: Gumregah Merti Uwuh, Pedagang Malioboro Berlomba Menyisir Sampah di Jantung Pariwisata Jogja
Kehadiran mereka seolah menegaskan bahwa kendaraan tradisional bukan hanya urusan transportasi, tetapi juga bagian dari identitas budaya yang patut dijaga.
“Ini adalah rangkaian proses yang kami laksanakan setiap tahun, tetapi eventnya bervariasi,” kata Erni, menjelaskan bahwa kampanye ini merupakan bagian dari peringatan Hari Perhubungan Nasional ke-54 Tahun 2025, yang puncaknya akan digelar pada 17 September mendatang.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, Dinas Perhubungan DIY tahun ini tak hanya mempromosikan becak kayuh bertenaga listrik, tetapi juga menggandeng komunitas sepeda onthel.
“Selain dapat berfungsi sebagai sarana olahraga, sepeda itu sebagai upaya mentradisikan kita untuk semakin mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan rendah emisi juga,” ujar Erni.
Ia pun mengapresiasi perhatian pemerintah terhadap sepeda.
Bahkan, ia tertarik dengan tantangan yang dilontarkan Kepala Dinas Pariwisata DIY, Imam Pratanadi, agar sepeda onthel dikembangkan menjadi ekosistem transportasi “ojek onthel”.
Di tengah kampanye itu, Erni menyampaikan harapannya agar wisatawan mancanegara yang datang ke Yogyakarta dapat ikut mempromosikan kendaraan rendah emisi.
“Memang kita juga harus senantiasa melestarikan dan mempertahankan keberadaan-keberadaan angkutan yang rendah emisi tersebut,” tuturnya.
Suasana Malioboro siang itu seakan menghadirkan wajah lain kota Yogyakarta. Becak, andong, dan sepeda onthel tidak hanya menjadi sarana transportasi, tetapi juga simbol kebersamaan warga menjaga lingkungan sekaligus merawat warisan budaya dunia. (*)
BEI Yogyakarta Yakin Fundamental Pasar Modal Indonesia Tetap Kuat Usai Reshuffle Kabinet |
![]() |
---|
PSIM Yogyakarta Lakukan Laga Uji Coba Sebelum Lawan Borneo FC Samarinda |
![]() |
---|
Solidaritas 'Ayo Jaga Jogja Bebarengan' Tegaskan Pentingnya Relasi Antarwarga |
![]() |
---|
UAJY Dukung Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi di LLDIKTI Wilayah V Lewat Pendampingan SPMI |
![]() |
---|
Fun Walk Dies Natalis ke-60 Pererat Kebersamaan Keluarga Besar UAJY |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.