CKG Siswa di Bantul Berjalan Bertahap, Dinkes Terapkan Langkah Jemput Bola

Ada 27 Puksesmas di Bantul yang ditugaskan untuk melayani semua sekolah yang ada di masing masing wilayah kerja Puskesmas itu.

TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana
Kepala Dinkes Bantul, Agus Tri Widyantara. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Proses Cek Kesehatan Gratis (CKG) terhadap siswa di jenjang Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, masih terus berjalan secara bertahap.

Mekanisme CKG itu dilakukan dengan penjadwalan oleh fasilitas kesehatan.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul, Agus Tri Widyantara, mengatakan ada 27 Puksesmas yang ditugaskan untuk melayani semua sekolah yang ada di masing masing wilayah kerja Puskesmas itu.

Artinya, para petugas kesehatan di Bantul melakukan jemput bola dengan mendatangi sekolah-sekolahnya.

"Jadi, petugas kesehatan Puskesmas yang datang ke sekolah itu dilakukan penjadwalan oleh fasilitas kesehatan. Artinya, ada komunikasi dengan pihak sekolah yang disasar agar pelaksanaan CKG bagi anak sekolah berjalan lancer," katanya, Senin (18/8/2025).

Disampaikannya, pemeriksaan CKG bagi anak sekolah sudah dimulai sejak tahun ajaran baru atau tepat pada akhir Juli 2025.

Bahkan, sampai dengan saat ini pelaksanaannya sudah berjalan di beberapa sekolah.

Namun, dikarenakan jumlah sekolah di Bumi Projotamansari ada banyak, maka proses CKG dilakukan secara bertahap. 

"Pelaksanaan CKG dilakukan secara bertahap, karena jumlah sekolah di Bantul kan banyak sekali. Jadi, petugas dari Puskesmas yang datang ke sekolah yang telah dijadwal oleh teman-teman dari Puskesmas," ujar Agus.

Baca juga: Pemkab Bantul Akan Gelontorkan Hampir Rp60 Miliar Untuk Jamkesda

Ia pun menjelaskan bahwa proses CKG di satu sekolah tidak bisa langsung selesai dalam satu hari.

Pasalnya, satu sekolah terdapat ratusan siswa. 

Sedangkan, petugas yang melakukan CKG juga tetap harus siap memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan di Puskesmas.

"Jadi, kemungkinan satu sekolah mungkin tidak bisa langsung selesai dalam satu hari. Mungkin itu butuh waktu beberapa hari karena sekolah ada yang jumlah siswanya sampai 200-an siswa," ucap dia.

Adapun pelaksanaan CKG yang diberikan untuk masing-masing anak sekolah terdiri atas pemberian skrining, pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan laboratorium. Proses CKG itu pun berbeda dengan CKG pada usia produktif.

"Dan sampai saat ini, kami belum dapat laporan dari masing-masing Puskesmas terkait hasil kesehatan anak. Jadi, rekapannya belum ada, tapi biasanya nanti per bulan atau tiga bulan sekali puskesmas baru melaporkan ke dinas," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bantul, Nugroho Eko Setyanto, menyampaikan pihaknya masih menunggu tindak lanjut dari Dinas Kesehatan setempat terkait pelaksanaan CKG.

"Untuk mengetahui tingkat kesehatan murid, karena kadang kadang kan murid itu tidak mengetahui kondisi tubuhnya seperti apa, sehingga ketika kita mengetahui sejak dini harapannya sehat," ujarnya.

Walau begitu, bilamana terdapat suatu atau masalah kesehatan anak yang perlu diperhatikan lebih lanjut, maka pihaknya siap untuk segera menindaklanjuti usulan pemeriksaan lanjutan ke Puskesmas atau layanan kesehatan terkait.

Tujuannya, agar anak tersebut bisa segera mendapatkan pengobatan dan penanganan lebih lanjut.

"Dan kami sebenarnya sudah ada kerja sama dari sekolah dengan Puskesmas setempat (untuk mengetahui kondisi kesehatan siswa sekolah). Lalu, pemberian pemberian vitamin A itu kan sudah rutin dilakukan," tutup Nugroho.(*)
 

--

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved