Kasus Dokter Gadungan di Bantul, Perangkat Desa: Jelas Kaget
Ia tak menyangka bahwa warganya ada yang menjadi dokter gadungan. Ia pun merasa kaget dengan adanya kejadian tersebut.
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Kasus dokter gadungan inisial FE (26), warga Sragen, Jawa Tengah, yang tinggal di Padukuhan Pedusan, Kalurahan Argosari, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, mengejutkan sejumlah pihak. Salah satunya yakni perangkat desa/kalurahan setempat.
Salah satu perangkat desa setempat, Bagus (nama samaran), mengaku tak menyangka bahwa warganya ada yang menjadi dokter gadungan. Ia pun merasa kaget dengan adanya kejadian tersebut.
"Yang pertama jelas kaget. Tapi, yang jadi pokok permasalahan itu, FE dan suaminya memiliki status nikah siri. Kalau nikah siri, kami kan susah untuk melacaknya kan, mbak. Kalau misalnya masing-masing mereka mencar ya udah repot," ucapnya, kepada Tribunjogja.com, saat dijumpai di rumahnya yang berada di Padukuhan Pedusan, Jumat (19/9/2025).
Menurutnya, hal itu menjadi bahan evaluasi bersama oleh sejumlah belah pihak. Ia pun menegaskan agar tidak boleh lagi warga setempat menerima pendatang dengan status yang tidak nikah siri.
Selain itu, ia berharap kepada masyarakat ataupun pendatang, apabila memiliki dan membuka usaha kesehatan, setidaknya memiliki sertifikasi yang jelas. Setidaknya, FE dan suaminya bisa menunjukkan status layak menjadi dokter atau mempunyai izin praktek.
"Dia (FE) sekolah (kedokteran) saja, enggak. Tapi, pendekatan dia ke warga bagus, adaptasi lingkungan bagus. Jadi, warga sudah sangat-sangat percaya. Apalagi, lansia-lansia kayak gitu jadi percaya," tutur Bagus.
Di sisi lain, ia mengaku tidak tahu soal runtut usaha yang dilakukan oleh pelaku. Pasalnya, selain menjadi dokter gadungan, pelaku juga menjadi pemilik bimbingan belajar. Pelaku juga pernah melakukan sosialisasi tentang Kesehatan dan sosialisasi bahwa FE sebagai dokter di lingkungan Bagus.
"Jadi, kalau mau periksa kesehatan gratis, bisa di sana (tempat pelaku FE). Dia buka Bimbel juga. Itu yang bikin repot. Dan yang bersangkutan kurang lebih ada di sini sejak tahun 2023.," ujarnya.
Bagus pun mengaku tidak tahu sama sekali terkait kehidupan FE dan keluarga FE. Sebab, sejak tahun 2023 tiba di Pedusan, FE sekeluarga belum pernah datang dan laporan ke tempat Bagus.
Di sisi lain, Bagus sudah selalu mengimbau apabila terdapat warga baru atau pendatang, setidaknya laporan ke Bagus. Tujuannya, agar Bagus tahu identitas dan latar belakang warga pendatang yang ada.
"Pas penggerebekan kemarin saya di rumah. Saya juga dihubungi pihak keamanan desa dan Polsek setempat. Cuma, ketika dimintai keterangan, ya saya tidak tahu. Karena, memang yang bersangkutan tidak sowan ke saya, jadi saya tidak tahu," bebernya.(nei)
Kakek di Bantul Meninggal di Pohon Jati, Polisi Tak Temukan Tanda-tanda Kekerasan |
![]() |
---|
Sejumlah Perahu Nelayan di Pantai Depok Bantul Diterjang Gelombang Pasang |
![]() |
---|
Mahasiswa KKN UPN “Veteran” Yogyakarta Sulap Pekarangan Jadi Kawasan Pangan Lestari di Bantul |
![]() |
---|
Warga dan Tokoh Masyarakat Ungkap Keseharian Dokter Gadungan di Bantul |
![]() |
---|
Bawaslu Bantul Perkuat Kerja Sama dengan Pramuka untuk Pengawasan Partisipatif Pemilu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.