Dampak Kemudahan Akses Pembuangan Via Penggerobak, Volume Sampah Harian di Kota Yogya Melonjak

Lonjakan tersebut disinyalir terjadi karena akses pembuangan warga masyarakat yang semakin mudah, seiring fasilitasi penggerobak di wilayah

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
DEPO SAMPAH: Pengangkutan sampah dengan alat berat menuju truk di depo sebelah barat Stadion Mandala Krida, Kota Yogyakarta, Selasa (22/7/25). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Volume sampah harian di Kota Yogyakarta mengalami lonjakan yang cukup signifikan dalam kurun waktu satu bulan terakhir.

Lonjakan tersebut disinyalir terjadi karena akses pembuangan warga masyarakat yang semakin mudah, seiring fasilitasi penggerobak di wilayah.

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, mengatakan, kemudahan itu membuat publik terkesan tidak mengontrol pembungan limbahnya.

Terlebih, sebelum adanya mekanisme penggerobak atau transporter, warga sempat mengalami kesulitan dalam melakukan pembuangan sampah.

"Dengan diberi kemudahan, justru buangnya dibanyakin. Jadi, dari data, terjadi peningkatan jumlah sampah hariannya cukup signifikan," tandasnya, Rabu (13/8/2025).

Wawan pun menyampaikan volume produksi sampah di Kota Yogyakarta sejatinya sempat ditekan cukup masif hingga kisaran 180-220 ton per hari.

Namun, seiring operasional transpoter yang semakin merata sampai ke lingkup RT dan RW, timbulannya dewasa ini kembali melonjak drastis.

"Sekarang relatif meningkat sampai 280an (ton per hari), dengan keberadaan transporter itu tadi. Giliran ada transporter, dianggap bayarnya lebih murah, terus dibuang ke sana semua," ujarnya. 

Baca juga: Langgar Aturan soal Sampah, Tiga Warga DIY Didenda Jutaan Rupiah

"Bahkan, mungkin ada titipan (sampah) dari tempat lain juga. Padahal, logikanya transporter itu kan untuk area setempat saja," tambah Wakil Wali Kota.

Menurutnya, fenomena lonjakan tingkat produksi sampah pun terjadi secara berjelanjutan, atau tidak sebatas di momen-momen tertentu.

Oleh sebab itu, Wawan meyakini, ada problem yang harus segera ditangani, supaya timbunan sampah di depo atau tempat penampungan sementara tidak semakin parah.

"Karena jumlahnya meningkat signifikan dan kontinyu. Tidak situasional seperti Sabtu dan Minggu saja. Tapi, sudah dari Juli ke Agustus ini," cetusnya.

Sebagai antisipasi, Pemkot Yogyakarta mendorong warga masyarakat untuk konsisten melakukan upaya pemilahan sebelum limbah dibuang ke penggerobak.

Bahkan, pihaknya mulai menekankan kepada para transporter, supaya tidak mengangkut limbah rumah tangga yang kondisinya belum terpilah.

"Maka, sekarang kita mulai coba transporter hanya menerima sampah yang sudah terpilah, itu saja. Kalau terpilah, otomatis akan tereduksi itu," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved