Berita Kulon Progo

Nelayan Kulon Progo Tak Melaut Berburu Ikan Tongkol Dampak Siklon 905

nelayan di Pantai Congot, Kapanewon Temon memilih untuk tidak melaut. muncul Bibit Siklon 905 di Samudra Hindia sebelah barat daya Sumatra

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
SANDAR: Aktivitas nelayan di Pantai Congot, Kapanewon Temon, Kulon Progo, Sabtu (09/08/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Sejumlah nelayan di pesisir selatan di Kulon Progo memilih absen untuk melaut dan mencari ikan. 

Kondisi cuaca ekstrem membuat mereka harus menunda aktivitas melaut.

Salah satunya adalah Nur Ahmad, nelayan di Pantai Congot, Kapanewon Temon.

Ia mengaku sudah seminggu terakhir memilih untuk tidak melaut.

"Sebab gelombang laut sedang agak tinggi, dan anginnya juga cukup kencang," jelas Nur ditemui di Pantai Congot pada Sabtu (09/08/2025).

Ia menjelaskan bahwa kondisi cuaca tersebut lumrah terjadi di bulan-bulan seperti ini. 

Biasanya, cuaca ekstrem terjadi pada Juli hingga Agustus.

Cuaca yang kurang baik pun juga berpengaruh pada tangkapan ikan di laut. 

Meskipun ada nelayan yang tetap pergi melaut, Nur mengatakan hasil tangkapannya tetap kurang maksimal.

"Jadi hasil tangkapannya turun drastis karena situasi yang kurang mendukung," ujarnya.

Menurur Nur, saat ini sedang musim ikan tongkol yang menjadi sasaran penangkapan para nelayan. 

Harganya di tingkat nelayan saat ini sekitar Rp15 ribu per kilogram (kg).

Ia memperkirakan cuaca baru kembali normal dan aman saat memasuki bulan September. 

Meski tidak melaut, para nelayan tetap memiliki aktivitas selagi berada di daratan.

"Biasanya dimanfaatkan untuk memperbaiki perahu dan peralatan untuk melaut," kata Nur.

Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa (SRI) Wilayah V Kulon Progo, Aris Widiatmoko menyampaikan bahwa kondisi gelombang laut pada Sabtu kemarin terbilang cukup landai. 

Namun ia tak menampik ada peningkatan ketinggian.

Meski begitu peningkatannya dinilai masih wajar. Sejumlah nelayan pun tetap berani pergi melaut, walau mereka harus kembali lebih awal dari biasanya.

"Tapi kami tetap mengimbau para nelayan untuk selalu berhati-hati saat melaut," ujar Aris.

Wisatawan juga diimbau untuk tidak mendekat ke bibir pantai atau bermain air laut agar tidak mudah terseret gelombang. 

Personel SAR juga diterjunkan untuk melakukan patroli rutin dan memberikan imbauan secara langsung ke warga dan wisatawan. 

Peringatan BMKG 

Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta, Warjono menambahkan saat ini terpantau adanya Bibit Siklon 905 di Samudra Hindia sebelah barat daya Sumatra dan siklonik di Kalimantan bagian utara. 

Hal itu mengakibatkan belokan angin (shearline) di Sumatra bagian selatan.

Pola angin di atas wilayah Jawa, khususnya DIY bertiup ari arah Timuran.

Wilayah Perairan Selatan Jawa didominasi angin Timuran yang berhembus cukup kencang, dengan potensi hujan ringan. 

Sehingga berpotensi meningkatkan tinggi gelombang laut di wilayah Perairan Selatan Jawa, termasuk di perairan DIY.

"Tinggi gelombang 2,5 hingga meter, berpeluang terjadi di perairan Kulon Progo, Gunungkidul, Bandul, dan Samudera Hindia selatan DIY," imbuhnya.

Dampak Bibit Siklon 90S

* Terbentuk di Samudra Hindia, barat daya Sumatera. 

* Berpotensi berkembang menjadi siklon tropis. 

* Mempengaruhi tinggi gelombang di pesisir DIY dan wilayah lainnya. (alx)

Baca juga: Laka Maut Pengasih Kulon Progo, Pemotor dari Arah Jogja Jadi Korban Tabrak Lari

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved