Fenomena Bendera One Piece dan Tafsir Semiotik, Simbol Perlawanan di Ranah Digital

One Piece sebagai manga shōnen telah lama menjadi bagian dari budaya populer global, termasuk di Indonesia.

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Hari Susmayanti
Dok Tribun Jogja
HEADLINE: Halaman depan Harian Tribun Jogja memuat ulasan tentang maraknya bendera bergambar tengkorak mengenakan topi jerami, ikon yang dikenal luas dari manga dan anime One Piece karya Eiichiro Oda, di media sosial sebagai bentuk kritik masyarakat terhadap kondisi sosial politik belakangan di negara ini. 

Dalam konteks viralnya bendera One Piece di Indonesia, Fajar melihat penggunaan simbol tersebut sebagai bagian dari aktivisme sosial digital.

 Ia menilai, simbol ini berfungsi sebagai penanda identitas kolektif yang menyatukan individu dalam ruang ekspresi alternatif.

“Ketika bendera dari One Piece digunakan sebagai aktivisme sosial, hal ini bisa dimaknai sebagai simbol identitas kelompok, yang dalam konteks apa yang terjadi di Indonesia saat ini merupakan aktivisme sosial yang melakukan resistensi,” ujar Fajarjun.

Ia merujuk pada konsep dari sosiolog Alberto Melucci yang menyebut bahwa gerakan sosial memerlukan simbol sebagai alat pemersatu.

Dalam hal ini, bendera One Piece menjadi medium yang memungkinkan individu merasa menjadi bagian dari gerakan, terutama dalam lanskap digital.

“Ini terlihat dengan warganet yang menggunakan bendera One Piece di status media sosial, profil media sosial, membagikan di media sosial, dan bahkan mendiskusikannya di media sosial. Setelahnya, media massa menjadikannya berita, lengkap dengan komentar para pejabat yang acapkali justru malah kontraproduktif bagi pemerintah karena ketidakpahaman,” tutupnya.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved