Keracunan MBG di Gunungkidul

Lagi, Kasus Dugaan Keracunan MBG Menimpa 121 Siswa di Ponjong Gunungkidul 

Kasus keracunan menu program makan bergizi gratis (MBG) kembali terjadi di Gunungkidul.

|
Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting
BUPATI MARAH: Bupati Gunungkidul saat sidak Dapur SPPG Planjan Saptosari, pada Rabu (29/10/2025). 

Ringkasan Berita:
  • Sebanyak 121 siswa di Ponjong dan 695 siswa di Saptosari Gunungkidul mengalami gejala keracunan setelah menyantap menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada 29 Oktober 2025.
  • Bupati Endah Subekti menyebut sumber dugaan keracunan di Ponjong berasal dari dapur SPPG Sumbergiri, dan sampel makanan-air telah dikirim ke laboratorium untuk diuji.
  • Endah menyoroti dapur Sumbergiri tidak ditutup, padahal sesuai aturan seharusnya dihentikan operasional selama dua minggu.

 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Kasus keracunan menu program makan bergizi gratis (MBG) kembali terjadi di Gunungkidul.

Kali ini sebanyak 121 siswa di Kapanewon Ponjong, mengalami gejala keracunan seusai menyantap menu makanan dari program MBG pada Rabu (29/10/2025) lalu.

Kasus di Ponjong ini menambah panjang kasus keracunan akibat MBG.Sebab, pada hari yang sama, sebanyak 695 siswa di Kapanewon Saptosari juga mengalami hal serupa.

Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih mengatakan kasus dugaan keracunan MBG tersebut berasal dari menu yang disajikan oleh dapur SPPG Sumbergiri, Kapanewon Ponjong. Yang mana, ratusan siswa ini berasal dari sekolah yang berbeda.

"Dari data yang dilaporkan ke saya, yang memakan menu MBG itu sebanyak 547 siswa. Adapun, yang sakit akibat gejala keracunan itu berasal dari SMPN 1 Ponjong yang terdampak 102 siswa, SD Sumbergiri 1 siswa , SMA Pembangunan 3 Ponjong 6 siswa, SMK Ma'Arif 6 siswa, SMK Muhammadiyah 5 orang, dan SDN Mendak 1 sebanyak 1 siswa. Dan, beberapa di antaranya ada yang sampai dirawat inap," ujarnya saat jumpa pers dengan media, di Wonosari pada Senin (3/11/2025).

Baca juga: Sri Sultan HB X Sampaikan Duka atas Wafatnya PB XIII, Keraton Yogyakarta Tunda Pertunjukan Seni

Dari kasus kejadian dugaan keracunan tersebut, pihaknya juga sudah mengambil sample makanan dan air untuk dilakukan uji laboratorium guna mengetahui sumber dugaan keracunan tersebut.

"Sample makanan sudah dikirimkan dan keluarnya 10 hari setelah pengiriman. Jadi, nanti penyebab keracunannya itu apa, itu nanti akan dirilis. Untuk kondisi siswanya sama dengan yang di Saptosari sudah diperbolehkan pulang, begitupun yang rawat inap," papar dia.

Sementara atas kejadian tersebut, Endah mempertanyakan kenapa dapur SPPG Sumbergiri Ponjong, tidak ditutup operasionalnya pasca kejadian keracunan tersebut.

Pasalnya, menurut dia sesuai aturan apabila ada kasus dugaan keracunan SPPG harus ditutup selama dua minggu.

"Namun yang menjadi pertanyaan kami, kenapa operasional dapur tidak ditutup pasca kejadian tersebut. Karena, kalau yang di Saptosari itu langsung ditutup, suratnya langsung keluar dari Badan Gizi Nasional (BGN). Makanya, kemarin di dalam rapat koordinasi disampaikan jika ada siswa yang keracunan ditutup sementara, selama dua Minggu," ucapnya.

Untuk menindaklanjuti insiden itu, Endah pun meminta agar Dinas Kesehatan Gunungkidul untuk menyampaikan data secara detail agar bisa menjadi acuan bagi BGN untuk langkah tindaklanjutnya.

"Sehingga, saya minta kepada kepala Dinas Kesehatan untuk menyampaikan data secara detail , agar bisa menjadi acuan BGN supaya semua dapur diperlakukan dengan sama," paparnya.

Sehari Dua Lokasi

Kasus keracunan di Gunungkidul pada Rabu (29/10/2025) lalu terjadi di dua wilayah sekaligus.

Sebanyak 816 orang mengalami gejala keracunan setelah mengkonsumsi menu program MBG

Rinciannya : 

  • Kapanewon Saptosari 695 siswa
  • Kapanewon Ponjong 121 siswa.

(ndg)
 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved