582 Atlet Ikuti Kejurnas Sepatu Roda Piala Bupati Gunungkidul II

582 atlet sepatu roda dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) di Gunungkidul, Sabtu (1/11/2025)

Dok.Istimewa
LOMBA - Para atlet saat menampilkan aksi kreasi sepatu roda, di Gunungkidul, Sabtu (1/11/2025) 
Ringkasan Berita:
  • 582 atlet sepatu roda dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) di Gunungkidul, Sabtu (1/11/2025) 
  • Bupati Endah Subekti Kuntariningsih mengapresiasi konsistensi para pelatih dan atlet dalam mengembangkan cabang olahraga sepatu roda

 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Sebanyak 582 atlet sepatu roda dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Sepatu Roda Piala Bupati Gunungkidul II Tahun 2025 di Lapangan Parkir Pasar Hewan Siyono, Playen.

Kegiatan ini menjadi ajang pembinaan dan regenerasi atlet muda sekaligus promosi olahraga di daerah.

Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, mengapresiasi konsistensi para pelatih dan atlet dalam mengembangkan cabang olahraga sepatu roda di Gunungkidul.

Ia menilai ajang seperti ini penting untuk melatih mental juara sejak dini. 

“Kompetisi seperti ini harus rutin digelar agar para atlet terbiasa bertanding dan siap bersaing di tingkat nasional,” ujarnya.

Endah juga berkomitmen menjadikan Kejurnas Piala Bupati sebagai agenda tahunan dan meminta Dinas Pemuda dan Olahraga mengoptimalkan lintasan sepatu roda yang dimiliki pemerintah daerah.

“Gunungkidul sudah punya fasilitas representatif. Ini harus dimanfaatkan maksimal untuk pembinaan atlet muda,” katanya.

Ketua Panitia sekaligus Ketua Klub Segara Inlineskate, Erfanto, menjelaskan ratusan atlet berpartisipasi, berasal dari berbagai provinsi seperti Jambi, Mandalika, Jakarta, Semarang, Bekasi, hingga Karesidenan Kedu.

Jumlah tersebut meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya sekitar 400 peserta, menandakan meningkatnya minat terhadap olahraga sepatu roda di Gunungkidul dan sekitarnya.

"Adapun untuk kategori sendiri ada dari berbagai usia dengan paling atas ada ditingkat SMA, serta paling kecil di umur 3 tahun," ucapnya. 

Selain itu, seluruh persiapan dilakukan secara mandiri selama satu setengah bulan tanpa melibatkan event organizer.

 “Kegiatan ini hasil kerja sama para orang tua atlet. Semangat gotong royong inilah yang membuat acara ini bisa terselenggara dengan baik,” ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved