Siraman Agung Dua Pusaka dari Pakualaman dan Kasultanan, Simbol Persatuan Bagi Kulon Progo

Dua pusaka yang menjalani ritual Siraman Agung tersebut membuat Kulon Progo menjadi kabupaten yang istimewa di DIY.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Humas Pemkab Kulon Progo
RITUAL - Prosesi Siraman Agung Pusaka di halaman Rumah Dinas Bupati Kulon Progo, Rabu (23/07/2025). 

Sebagai bentuk penghormatan, tradisi Siraman Agung pun dilakukan terhadap dua pusaka tersebut.

Namun, siraman bukan hanya sekadar memandikan pusaka, tetapi juga menjadi refleksi bagi masyarakat Kulon Progo.

"Siraman Agung menjadi bentuk penyucian diri, tidak hanya pada jasmani dan rohani tapi juga pada barang berharga yang dimiliki," jelas Eka.

Masing-masing 12 kapanewon di Kulon Progo pun mendapat pusaka dari Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Puro Pakualaman.

Setiap kapanewon juga melakukan ritual Siraman secara serentak.

Eka berharap Siraman Agung bisa menjadi bentuk edukasi budaya ke masyarakat Kulon Progo.

Terutama agar mereka mengetahui tentang tradisi penting tersebut dan ikut menjaganya.

"Ke depannya kami juga ingin menggelar pameran pusaka sebagai bentuk edukasi ke masyarakat," katanya.

Sekretaris Daerah Kulon Progo, Triyono hadir memimpin prosesi Siraman Agung.

Kedua pusaka dibersihkan menggunakan air yang telah didoakan serta digosok dengan jeruk nipis agar tidak mudah berkarat.

Ia menilai tradisi Siraman Agung menjadi momentum bagi seluruh pegawai di lingkungan Pemkab Kulon Progo agar selalu mengevaluasi diri.

Evaluasi menjadi bentuk pembersihan diri agar ke depannya menjadi lebih baik lagi.

"Terutama dalam melayani masyarakat, agar pelayanan dilakukan dengan hati yang bersih dan jujur," kata Triyono.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved