Kasus ISPA di Kulon Progo Melonjak 3 Kali Lipat, Pancaroba Disebut Jadi Penyebab

Sekretaris Dinkes Kulon Progo, Susilaningsih mengatakan kasus ISPA melonjak hingga 3 kali lipat selama sebulan terakhir.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Yoseph Hary W
freepik
Ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulon Progo mencatat kenaikan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) selama sebulan terakhir. Kenaikannya pun cukup signifikan, seiring dengan masuknya musim pancaroba.

Sekretaris Dinkes Kulon Progo, Susilaningsih mengatakan kasus ISPA melonjak hingga 3 kali lipat selama sebulan terakhir.

"Hingga minggu ke-40 tercatat sebanyak 2.863 kasus ISPA yang dilaporkan," katanya pada wartawan, Senin (13/10/2025).

Ribuan kasus tersebut dilaporkan di seluruh 12 kapanewon. Kasusnya dilaporkan dan ditangani langsung oleh Puskesmas di setiap kapanewon.

Susilaningsih menilai perubahan cuaca dari kemarau ke penghujan alias pancaroba saat ini memicu kemunculan ISPA. Sebab di musim pancaroba terjadi perubahan suhu yang ekstrem dan berpengaruh pada daya tahan tubuh.

Turunnya daya tahan tubuh membuat virus dan bakteri lebih mudah masuk, salah satunya menyebabkan ISPA. ISPA sendiri ditandai dengan gejala seperti demam tinggi, batuk, hingga flu.

"Itu sebabnya masyarakat kami imbau untuk selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat, sekaligus selalu menjaga daya tahan tubuh," ujar Susilaningsih.

Ia mengakui lonjakan kasus ISPA terbilang tidak biasa, sebab di minggu-minggu sebelumnya ada sekitar 1.000 kasus ISPA. Begitu juga dengan tahun-tahun sebelumnya.

Meski begitu ia mengeklaim lonjakan kasus ISPA bukan pertama kalinya terjadi di Kulon Progo. Sebab di bulan September dan Oktober 2023 silam juga tercatat sebanyak 2.500 kasus ISPA.

"Selama ini, jumlah tertinggi kasus ISPA di Kulon Progo sekitar 2 ribu kasus," jelas Susilaningsih.

Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono membenarkan saat ini sudah memasuki musim pancaroba alias peralihan musim. Salah satu gejalanya adalah perubahan cuaca ekstrem.

Perubahannya seperti dari yang sebelumnya panas terik bisa tiba-tiba berubah mendung diikuti hujan dengan curah tinggi. Hujannya juga diikuti dengan petir dan angin kencang.

"Hujan seperti itu biasanya muncul pada siang hingga menjelang sore hari," jelas Warjono belum lama ini.(alx)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved