Asa Pelaku Jip Wisata Merapi: Study Tour Dievaluasi, Tapi Jangan Dilarang

Di tengah kondisi sepi saat ini, para pemandu ada yang tetap memilih standby di basecamp menunggu orderan wisatawan reguler.

|
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
LAVA TOUR - Armada jip wisata Merapi terparkir di basecamp Lava Tour MGM Adventure Kaliurang 

Seperti halnya yang dilakukan Joko. Ia nyambi menggeluti budidaya ikan untuk menutup kebutuhan rumah tangga.

Menurut Joko, kunjungan jip wisata Merapi mulai sepi semenjak ada larangan study tour yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Pasalnya, selama ini wisatawan asal Jawa Barat merupakan pasar kunjungan terbesar di Kaliurang. 

"60 persen kunjungan itu dari Jabar. Sifatnya study tour dan umum. Tapi dari study tour yang terbesar," katanya. 

Larangan study tour berdampak signifikan bagi kunjungan jip wisata Merapi.

Menurut Joko, jumlah penurunan pengunjung di basecampnya sekitar 50 persen.  

Ia mencontohkan, biasanya banyak sekali armada yang keluar apalagi ketika musim study tour, satu kali rombongan datang bisa menggunakan hingga 50-100 armada. 

Bahkan karena permintaan banyak, MGM Adventure sering mengambil armada dari basecamp lain, begitu juga sebaliknya. Tetapi kini sepi. 

"Lihat buku harian, sekarang yang keluar cuma beberapa (armada) saja," sebutnya. 

Baca juga: AJWLM Berangkat ke Bandung, Minta Pemprov Jabar Cabut Larangan Study Tour

Joko berharap kebijakan larangan study tour, oleh Pemprov Jawa Barat bisa dikaji ulang karena dampaknya luar biasa bagi pelaku wisata. Ia berharap sistemnya bisa diperbaiki namun tidak dilarang. 

"Harapan kami, monggo diperbolehkan lagi study tour. Gubernur Dedy mungkin menilai kegiatan study tour, ada baik dan buruknya. Monggo diperbaiki sistemnya (saat pelaksanaan study tour) tapi jangan dilarang," kata dia. 

Ketua Asosiasi Jip Wisata Lereng Gunung Merapi (AJWLM), Dardiri, mengatakan jumlah jip wisata di Merapi ada 1.500 armada.

Jumlah tersebut hingga kini masih komplit.

Artinya, meskipun kondisinya sedang sepi, bahkan penurunan hingga 60 persen belum sampai ada yang menjual armada.

Para pelaku wisata, menurutnya masih mencoba bertahan sembari mencari terobosan. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved